Minggu, 01 Juni 2008

Skenario di balik Bantuan Langsung Tunai untuk Mahasiswa

Oleh : Hadi Jatmiko
Aktivis Sarekat Hijau Indonesia ( SHI ) DPW Sumsel dan Mahasiswa FT UMP

Saya Memutuskan bahwa saya akan bertahan dengan prinsip – prinsip saya. Lebih baik di asingkan daripada menyerah terhadap Kemunafikan “
Soe hok Gie Catatan sang Demonstran.

Kebijakan untuk menaikan harga BBM telah dikeluarkan oleh pemerintah dan dampaknya saat ini telah dirasakan oleh seluruh rakyat, mulai dari naiknya ongkos transportasi, kenaikan harga sembilan bahan pokok (sembako) dan barang-barang kebutuhan lainnya.Aksi-aksi penolakan yang dilakukan oleh berbagai elemen untuk menolak rencana kenaikan harga BBM tersebut, tidak diindahkan oleh pemerintah, sehingga keputusan itu akhirnya tetap diberlakukan. Rakyat yang selama ini telah sulit kehidupannya akan semakin menderita akibat kebijakan yang tidak pro terhadap rakyat ini.

Bersamaan dengan kenaikan harga BBM itu Pemerintah mengucurkan dana segar sebesar 14,17 triliun dengan nama Bantuan Langsung Tunai ( BLT ) kepada 19,12 juta Rumah Tangga miskin di Indonesia dan masing-masing Kepala Keluarga menerima uang sebesar Rp 100.000 perbulannya yang dapat diambil setiap 3 bulan sekali. Kata-kata BLT ini kita kenal sejak tahun 2005 dimana terjadi kenaikan harga BBM yang mencapai 120% dan protes-protes Rakyat untuk menolak kenaikan harga BBM pun bermunculan namun semuanya pun redam seketika setelah program BLT diberikan, Karena rakyat telah merasa puas atas pemberian BLT. Keberhasilan pemerintah pada tahun 2005 dalam meredam konflik ini di coba untuk diulang kembali pada tanggal 23 dini hari pemerintah menaikan harga BBM yang mencapai 30 % dan pada tanggal 24 Mei program BLT dikucurkan oleh pemerintah namun ternyata keberhasilan pada tahun 2005 tidak dapat di ulang karena protes-protes yang dilakukan oleh Gerakan Mahasiswa terus berlangsung tanpa henti-henti nya

Dari melihat fakta bahwa BLT tidak dapat meredam aksi protes yang dilakukan rakyat melalui mahasiswa maka pemerintah pun melakukan strategi yang sama untuk meredan protes tersebut yaitu pemerintah berinisiatif untuk mengeluarkan Bantuan Khusus Mahasiswa ( BKM ) kepada 400.000 Mahasiswa dari 83 Perguruan Tinggi Negeri dan 2.700 Perguruan Tinggi Swasta sebesar Rp 500.000 / semesternya ( Kompas 28/Mei) .Beranjak dari Bantuan Khusus Mahasiswa (BKM) yang akan di berikan pemerintah ada beberapa hal yang ingin di capai oleh pemerintah :

1. Menciptakan Tameng Pelindung Kebijakan

Bantuan Khusus Mahasiswa ( BKM ) adalah salah satu cara Pemerintah untuk membuat tameng pelindung bagi Pemerintah dalam menghadapi Aksi-aksi protes yang dilakukan Mahasiswa terhadap kebijakan kenaikan harga BBM karena tujuan dari BKM adalah untuk membuat Barisan Mahasiswa yang pro terhadap kebijakan pemerintah yang nantinya akan menghalangi atau menjadi benteng terhadap aksi mahasiswa yang memprotes kenaikan BBM, Bukanlah sebuah hal yang mustahil ketika mahasiswa yang menerima bantuan tersebut akan membentuk barisan aksi di depan aksi protes mahasiswa yang menolak kenaikan Harga BBM karena mereka berpikir bahwa ketika aksi protes atas kenaikan harga BBM terus terjadi akan membuat pemerintah semakin tertekan dan membatalkan Kenaikan harga BBM hal ini akan berdampak terhadap penghentian program BKM yang mereka terima, dan apabila gesekan di biarkan terus terjadi maka tidak akan dapat dihindari tawuran antar mahasiswa akan semakin ramai terjadi.

2. Mempertahankan Popularitas dan meredam Konflik

Sampai saat ini kebijakan Pemerintah di bawah kepemimpinan SBY – JK tidaklah pernah berpihak kepada Rakyat Contoh nya dapat kita lihat dari beberapa kebijakan berikut ini Perpres No 36 tahun 2006 tentang pembanguan untuk kepentingan Umum, PP 37 tahun 2007 tentang dana Insentif bagi DPR dan DPRD, Undang – undang tentang penanaman Modal asing dan di keluarkan nya PP no 2 tahun 2008 tentang tarif sewa Hutan Lindung dan saat semua kebijakan ini di keluarkan selalu mendapatkan protes dari seluruh elemen rakyat baik itu Buruh, Petani, Miskin Kota dan Mahasiswa yang ada di Indonesia dengan harapan bahwa ketika kebijakan ini mendapatkan protes pemerintah akan mencabut kebijakan yang telah mereka keluarkan dan sebagai media pendidikan Politik bagi Rakyat agar kedepan rakyat dapat lebih berhati-hati dalam menggunakan Hak pilih di PEMILU. Ternyata protes-protes yang dilakukan oleh Rakyat tidaklah membuat pemerintah untuk berbenah diri dengan membuat kebijakan yang pro terhadap rakyat tetapi malah terus memproduksi kebijakan yang anti Rakyat yaitu kebijakan Kenaikan harga BBM yang saat ini mencapai 30 %, ini menjadi pertanyaan kita bersama mengapa SBY – JK tetap seperti ini? Bedasarkan uji materi yang dilakukan oleh SBY – JK pada Tahun 2005 dengan menaikan harga BBM yang mencapai 120 % tidaklah jauh menurunkan popularitas nya dimata Rakyat karena ketika Harga BBM dinaikan pemerintah langsung membagikan Program BLT bagi keluarga Miskin. Namun saat ini berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Lembaga Survey Nasional ( LSN ) sejak Januari – Mei 2008 popularitas SBY telah jauh menurun yaitu dari 25,2 % - 16,4 % ( Sumeks 28 Mei) ini adalah pengaruh dari Protes yang dilakukan Mahasiswa secara terus menerus tanpa henti walaupun kenaikan harga BBM telah di umumkan berangkat dari hal itu SBY – JK mengeluarkan Bantuan Khusus Mahasiswa yang bertujuan untuk membungkam aksi-aksi protes yang dilakukan mahasiswa sehingga mahasiswa dapat menghentikan seluruh protes yang dilakukan dan untuk mahasiswa yang menerima Dana BKM tersebut akan terilusikan sehingga menjadi bagian dari status Quo dari hal ini pemerintah akan memetik hasil yaitu bertahannya Popularitas mereka dimata Rakyat.

3. Memindahkan Konflik dari pemerintah ke dalam Kampus

Dari tulisan sebelum nya yang berjudul “BLT dan Distribusi Konflik” yang dimuat oleh Berita Pagi 27 mei, yang mencoba menjelaskan bahwa Bantuan langsung Tunai adalah cara pemerintah menciptakan Konflik antara rakyat dengan RT,Lurah,Camat dan Kepala Daerah, Maka BKM ini adalah cara pemerintah untuk menciptakan Konflik antara mahasiswa dengan Pihak Universitas kita tahu bahwa Program-program bantuan seperti Beasiswa yang di berikan kepada mahasiswa yang selama ini dilakukan banyak menimbulkan kecemburuan social antara mahasiswa yang menerima dengan mahasiswa yang tidak menerima karena sudah menjadi Rahasia Umum kebanyakan penerima Beasiswa selama ini adalah orang-orang yang masih mempunyai hubungan dengan pejabat atau karyawan di Universitas berdasarkan dari hal ini apabila BKM di terima oleh pihak Universitas dengan waktu pendataan yang sangat singkat, maka muncul sebuah ke optimisan bahwa BKM akan menciptakan konflik antar pihak Rektorat dengan Mahasiswa yang akan menciptakan serta meningkatkan Aksi – aksi mahasiswa di kampus terhadap Rektorat atau pihak Universitas tetapi dengan tuntutan “Usut tuntas korupsi dana BKM serta Pecat orang-orang yang terlibat korupsi dana BKM”.

Melalui BKM Saat ini sejarah Gerakan Mahasiswa sedang diuji apakah pemuda-pemuda yang selama sebagai tempat rakyat bersandar dan mengantungkan perubahan akan tetap bertahan untuk memperjuangkan nasib orang banyak ( Rakyat ) seperti yang dikatakan oleh Soe Hok gie dalam Catatan sang Demonstran yang di tulis diatas ataukah dia akan berubah menjadi mahasiswa yang hanya mementingkan dirinya sendiri

Tidak ada komentar: