Senin, 28 Januari 2008

Seruan PBB ; Teladani IMAM ALI

PBB: Bangsa Arab Harus Meneladani Imam Ali bin Abi Thalib

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyarankan agar negara-negara Muslim menjadikan Imam Ali bin Abi Thalib sebagai teladan dalam menegakkan suatu pemerintahan berbasis keadilan dan demokrasi.
Salah satu lembaga PBB yang mengurusi masalah perkembangan negara-negara di dunia (UNDP) dalam laporannya pada 2002 bertajuk “Arab Human Development Report”—yang dipublikasikan di seluruh dunia—mengutip enam ucapan Imam Ali bin Abi Thalib tentang pemerintahan ideal.
UNDP mengatakan bahwa sebagian besar negara-negara di kawasan (Arab) itu masih jauh di bawah bangsa-bangsa lain dalam bidang demokrasi, perwakilan politik luas, partisipasi perempuan, pembangunan, dan pengetahuan.
Berikut ini ucapan-ucapan Imam Ali bin Abi Thalib yang dikutip UNDP tersebut:
  1. Barangsiapa mengangkat dirinya sebagai pemimpin, hendaknya ia mulai mengajari dirinya sendiri sebelum mengajari orang lain. Dan hendaknya ia mendidik dirinya sendiri dengan cara memperbaiki tingkah lakunya sebelum mendidik orang lain dengan ucapan lisannya. Orang yang menjadi pendidik bagi dirinya sendiri lebih patut dihormati ketimbang yang (doyan) mengajari orang lain.
  2. Perhatianmu terhadap pengembangan negeri semestinya lebih besar ketimbang perhatianmu terhadap pengumpulan pajak, karena yang kedua ini hanya bisa diperoleh dengan pengembangan. Karena mencari pendapatan tanpa pengembangan berarti menghancurkan negeri dan bangsa.
  3. Carilah pertemanan dengan orang-orang yang berilmu dan arif serta orang-orang takwa di antara rakyatmu, dalam mencari solusi atas masalah negerimu.
  4. Tidak ada kebaikan apapun dengan berdiam diri dalam masalah pemerintahan atau dalam membicarakan kebodohan.
  5. Orang yang takwa adalah yang melakukan kebajikan, yang logikanya lurus, yang busananya bersahaja, yang jalannya sederhana, yang banyak amalnya, dan tidak terguncang karena kesulitan..
  6. Pilihlah yang terbaik di antara orang-orangmu untuk menegakkan keadilan. Pilihlah orang yang tidak mudah menyerah, yang tenang meski menghadapi kesulitan, orang yang tidak akan terus menerus melakukan perbuatan salah, yang tidak akan berhenti mengejar hak ketika ia mengetahuinya, orang yang hatinya tidak mengenal kerakusan, yang tidak akan terpuaskan dengan sedikitnya penjelasan tanpa mencari pengetahuan yang maksimal, yang paling tabah ketika keraguan datang mencecar, yang kejemuannya sedikit dalam mengoreksi para penentang, yang paling tabah dalam menuntut kebenaran, yang paling ketat dalam memenuhi keputusan, orang yang tidak terbuai oleh bujuk rayu dan tidak terjerat oleh godaan. Sesungguhnya orang-orang seperti ini amatlah sedikit.

Minggu, 27 Januari 2008

Ali bin Abi Tholib




ALI BIN ABI THALIB PENDIRI MAZHAB CINTA

Satu-satunya manusia yang dilahirkan di bawah naungan Ka’bah adalah Ali bin Abi Thalib. Ketika ibunya, Fathimah binti Asad, dalam keadaan hamil tua, ia thawaf mengelilingi Ka’bah. Pada saat itulah, datang tanda-tanda bahwa ia akan segera melahirkan. Abu Thalib lalu membawanya masuk ke dalam Ka’bah dan di tempat itulah Ali bin Abi Thalib lahir.

Menurut satu riwayat, ibunya meminta agar anak yang baru lahir itu diberi nama Haidar, yang berarti singa. Kakek dari arah ibunya bernama Asad, yang juga berarti singa. Tetapi Abu Thalib berkata, “Kita tunggu saja sampai Rasulullah saw datang.”....
Masih menurut riwayat ini, Ali kecil tidak mau menyusu kepada ibunya sebelum Rasulullah saw datang. Ketika Rasulullah saw tiba, ia mengecup Ali dan Ali pun mengecup Nabi. Rasulullah saw menamainya ‘Ali yang berarti orang yang memiliki ketinggian. ‘Ali adalah salah satu nama Tuhan. Misalnya dalam ayat, “Wa lâ ya’udduhû hifzhuhumâ wa huwal ‘aliyul ‘azhîm.” (QS. Al-Baqarah 255). Sama halnya dengan nama Muhammad, yang juga merupakan nama Tuhan, seperti dalam hadits Qudsi, “Ana Mahmud, wa anta Muhammad. Aku Tuhan adalah Yang Terpuji dan engkau juga adalah yang terpuji,”

Ali tumbuh besar bersama Rasulullah saw. Ketika Abu Thalib mengalami kebangkrutan dalam usahanya, ia mengirim putra-putranya ke tempat para saudaranya. Ali bin Abi Thalib diambil oleh Rasulullah saw. Ia dipelihara di dalam keluarga Nabi bersama Sayyidah Khadijah Al-Kubra. Karena Rasulullah saw tidak mempunyai anak laki-laki, Nabi sering memperlakukan Ali bin Abi Thalib sebagai anak laki-lakinya.
Setelah Rasul meninggal dunia, ia sering bercerita bagaimana beliau suka merapatkan tubuhnya kepada tubuh Rasulullah saw. Imam Ali kw berkata bahwa ia masih dapat mengenang harumnya tubuh Rasul yang mulia. Rasul sangat mencintai Ali dan Ali pun sangat mencintainya.

Kelak pada zaman pemerintahan Muawiyah, Muawiyah menerapkan peraturan yang mengharuskan khatib di setiap akhir khutbahnya untuk melaknat Imam Ali kw. Orang dipaksa untuk menghujat Imam Ali kw. Ada seorang sahabat Nabi yang pergi ke mimbar untuk melaknat Imam Ali kw tetapi ia hanya berkata, “Demi Allah, ada tiga hal yang menyebabkan aku tidak mungkin mengutuk Ali bin Abi Thalib. Jika salah satu dari tiga hal itu saja ada pada diriku, itu lebih baik dari dunia dan segala isinya.” Hal pertama ialah bahwa Rasulullah saw pernah berkata sebelum Perang Khaibar, “Akan kuserahkan bendera kepada seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya.” Kemudian setelah itu, bendera diserahkan kepada Imam Ali kw. Lalu sahabat Nabi itu menyebut dua lagi peristiwa penting. Saya kutip hadits itu untuk menyatakan bahwa kecintaan Rasulullah saw kepada Ali bin Abi Thalib dinyatakan secara terbuka.

Ada sebuah hadits yang diterima keshahihannya oleh seluruh madzhab tetapi ditafsirkan berlainan. Hadits itu bercerita tentang peristiwa pada Haji Wada’, tanggal 18 Dzulhijjah. Ketika Rasulullah saw pulang bersama rombongan hajinya dari Mekkah menuju Madinah, di suatu mata air bernama Khum, Rasulullah saw berhenti. Ia melingkarkan serbannya kepada Imam Ali kw. Nabi mengangkat tangan Ali dan bersabda, “Man kuntu maulâh, fa hâdza ‘Aliyyun maulâh. Siapa yang menjadikan aku sebagai maulanya, hendaknya menjadikan Ali sebagai maulanya.”

Menurut penafsiran Ahlu Sunnah, yang dimaksud dengan maulâ di situ artinya adalah kekasih. Barang siapa yang menjadikan Nabi sebagai kekasihnya, hendaknya ia juga menjadikan Ali bin Abi Thalib sebagai kekasihnya. Penafsiran itu tidak salah. Ali adalah seseorang yang sangat dicintai dan dikasihi Rasulullah saw.

Ketika terjadi Perang Khandak, seorang kafir bernama ‘Amr ibn Wud ingin memulai pertempuran dengan mengajak duel. Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat-sahabatnya, “Siapa yang mau melawan ‘Amr ibn Wud?” Semuanya diam, kecuali Ali yang masih sangat muda. Ia berdiri dan berkata, “Saya, Ya Rasul Allah.” “Tidak,” jawab Rasul, “aku cari orang yang lebih tua.” Lalu Rasulullah saw menawarkan lagi kepada para sahabat tetapi tetap tidak ada yang menjawab. Semua orang tahu siapa ‘Amr ibn Wud. Ia adalah jago pedang yang tak terkalahkan.

‘Amr mengancam dari kejauhan, “Katanya kalau kalian mati dalam peperangan, kalian akan masuk surga. Siapa yang bersedia aku antarkan dengan cepat masuk ke surga?” Ancaman itu tidak ada yang menjawab kecuali Ali yang untuk kedua kalinya berdiri. Rasul kembali berkata, “Duduklah kamu sampai aku cari yang lebih tua lagi.” Ketika untuk ketiga kalinya, masih tidak ada yang menjawab seruan itu, Rasulullah saw mengirim Ali bin Abi Thalib. Kepadanya diberikan Pedang Dzulfiqar.

Saat Ali bin Abi Thalib berangkat, Rasulullah saw menangis dan bersujud di medan peperangan. Rasul berdoa, “Ya Allah, Engkau telah mengambil Abu Ubaidah, Engkau telah mengambil Hamzah dari diriku. Janganlah Kauambil Ali.”

Terjadilah duel itu. Suatu pertempuran yang amat dahsyat. Rasulullah saw menggambarkannya sebagai perang antara seluruh keislaman dan seluruh kekafiran. Mungkin yang dimaksud Rasul ialah, sekiranya Imam Ali kw kalah, maka kalahlah Islam secara keseluruhan dan jika Imam Ali kw menang, maka menanglah Islam secara keseluruhan. Atau barangkali yang beliau maksudkan ialah bahwa kepribadian Ali bin Abi Thalib itu mencerminkan seluruh keislaman dan kepribadian ‘Amr ibn Wud itu mencerminkan seluruh kekafiran. Singkat cerita, kita tahu akhirnya Sayidina Ali yang memenangkan pertempuran. Ketika ia kembali, Rasulullah saw menciuminya dengan berurai air mata.

Pernah satu saat Imam Ali kw dikirim untuk menaklukan pemberontakan yang tidak bisa ditaklukan oleh para sahabat Nabi yang lain. Ketika Ali pulang dari tugas itu, sambil memeluk Ali, Nabi bersabda, “Kalau aku tidak takut umatku akan memperlakukan kamu seperti orang-orang Kristen memperlakukan Nabi Isa as, akan aku ceritakan kepada mereka sesuatu yang sekiranya jika engkau lewat, orang akan memperebutkan bekas injakan kakimu.” Kemudian Rasulullah saw mengatakan sesuatu kepada Imam Ali kw dalam waktu yang lama. Karena lamanya hal itu, para sahabat bertanya-tanya ihwal apa perbincangan itu. Setelah Imam Ali kw keluar, ia berkata, “Baru saja Rasulullah saw membukakan kepadaku satu bab ilmu pengetahuan. Dan dari satu bab itu dibuka lagi seribu bab ilmu pengetahuan yang lain.”

Rasulullah saw mendidik Imam Ali kw sejak kecil. Jika kita ingin tahu siapa kader Rasulullah saw yang dikaderkan sejak awal, maka itulah Imam Ali kw. Saya sebut sebagai ‘kader’, karena Rasulullah saw benar-benar mempersiapkan Imam Ali kw sejak awal. Rasulullah saw mengajarkan kepadanya satu pelajaran khusus yang tidak diberikan kepada sahabat-sahabatnya yang lain. Sebagian di antara kita merasa berkeberatan akan hal ini, “Masa Rasulullah saw mengajar dengan pilih kasih. Bukankah salah satu sifat Nabi adalah Al-Tabligh? Jadi, Nabi harus menyampaikan seluruhnya. Masa Nabi menyembunyikan kepada sebagian sahabat dan hanya menyampaikan kepada Ali bin Abi Thalib?”

Rasulullah saw adalah guru yang baik. Seorang guru yang baik tidak akan mengajarkan seluruh ilmu kepada semua orang. Ilmu itu hanya diajarkan sesuai dengan tingkat pengetahuan orang yang diajar itu. Imam Ali kw sebagaimana diakui oleh para sahabat yang lain adalah orang yang paling tinggi derajat keilmuannya. Karena itulah, tentu saja ada ilmu yang diajarkan kepada Imam Ali kw, yang belum bisa disampaikan kepada sahabat Nabi yang lain yang kualifikasi keilmuannya belum sampai ke situ.

Tentang ilmu Imam Ali kw ini, Rasulullah saw bersabda, “Ana madînatul ‘ilmi, wa ‘Aliyyun bâbuhâ. Fa man arâdal madînah, fal ya’tihâ min bâbihâ. Akulah kota ilmu dan Alilah pintunya. Barang siapa yang mau memasuki kota, hendaklah ia datang melalui pintunya.” Hadits ini sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah saw. Nabi mengkaderkan Ali sejak awal dengan maksud untuk mempersiapkannya sebagai pelanjut yang akan meneruskan ajaran Islam sepeninggal Rasulullah saw.

Ketika Rasulullah saw meninggal dunia, umur Imam Ali kw masih muda. Sekitar tigapuluh tahunan. Seperti kita ketahui, Ali masuk Islam pada usia yang amat belia, sepuluh tahunan. Imam Ali kw dikenal sebagai orang yang pertama kali masuk Islam. Sebagian orang memperkecil hal ini dengan mengatakan bahwa Ali itu lelaki pertama yang masuk Islam, karena yang pertama kali masuk Islam adalah Sayyidah Khadijah. Belakangan, kenyataan ini diturunkan lagi dengan menyatakan bahwa Ali adalah anak-anak yang pertama masuk Islam, karena laki-laki yang pertama masuk Islam itu adalah Abu Bakar. Malahan ada juga yang masih menurunkan hal ini dengan mengatakan bahwa keislaman Sayidina Ali adalah tidak sah, karena beliau masuk Islam ketika masih kecil.

Ciri-Ciri Mazhab Alawi

Imam Ali kw adalah pemberi ruh suatu mazhab di dalam Islam. Yang saya maksud dengan mazhab adalah cara memahami Islam. Islam itu satu, tetapi bagaimana orang memahami dan mengamalkan ajaran Islam, itu berbeda-beda. Dan itu sudah terjadi sejak zaman Rasulullah saw. Hampir setiap sahabat mendirikan mazhab. Ada Mazhab Umari dari Umar ibn Khattab, Mazhab Abdullah ibn Umar, Mazhab Abdullah ibn Mas’ud, dan Mazhab Abu Hurairah. Setiap sahabat memiliki mazhab sendiri-sendiri disebabkan dalam memahami agama Islam, pendapat mereka berlainan. Karena itulah, amalan yang dikerjakannya pun berlainan. Dalam Ilmu Komunikasi ada yang disebut dengan Teori KAP atau Knowledge, Attitude, dan Performance. Setiap orang mempunyai knowledge atau pengetahuan yang berbeda, yang tidak mungkin sama dengan orang lain. Jika pengetahuan berbeda, maka attitude atau sikap kita pun berbeda. Dan jika sikap berbeda, maka performance atau perilaku pun akan berbeda. Suatu mazhab adalah rangkaian Knowledge, Attitude, dan Performance dari sebuah agama.

Di Indonesia saja, terdapat banyak mazhab. Misalnya saja suatu mazhab melarang orang untuk menangis bila ditinggal mati oleh anggota keluarga atau orang yang dicintainya. Menurut pengetahuan (knowledge) mereka, ada sebuah hadits Nabi yang mengatakan bahwa mayit akan disiksa oleh tangisan keluarganya. Dari situ tumbuhlah sikap (attitude) tidak senang kepada orang-orang yang menangis kalau ditinggal mati dan sikap senang kepada orang-orang yang tidak menangis bila ditinggal mati. Jika seorang isteri tidak meneteskan air mata setitik pun ketika suaminya meninggal dunia, orang akan memujinya, “Hebat, itulah isteri yang sabar dan tabah.” Dari sikap itu timbul perilaku (performance) kita untuk tidak menangis bila kita ditinggal mati. Jadi, kita bisa melihat hubungan antara Knowledge-Attitude- Performance.

Sebagian mazhab lain berpendapat, mereka memiliki pengetahuan bahwa Rasulullah saw pernah menangis ketika ditinggal mati oleh putranya, Ibrahim. Ibrahim ialah putra Rasul dari Maria Al-Qibthiya yang lahir di Madinah. Rasulullah saw sangat menyayanginya karena Rasul belum pernah mempunyai anak laki-laki. Setiap selesai Shalat Ashar, Rasul selalu menggendong Ibrahim mengelilingi Kota Madinah. Ketika dalam usia yang masih sangat kecil, Ibrahim meninggal dunia. Rasulullah saw menangis.. Beliau ditegur sahabatnya, “Ya Rasul Allah, kenapa kau menangis?” Rasulullah saw menjawab, “Inilah tangisan kasih sayang.” Mazhab ini berpengetahuan bahwa menangis ketika ditinggal mati itu dicontohkan Nabi untuk mengungkapkan kasih sayang. Dari hal itu, tumbuh sikap senang jika melihat orang yang menangis ketika ada yang meninggal dunia. Orang itu dilihat sebagai orang yang penuh kasih sayang. Mazhab ini pun menilai bila ada orang yang tidak menangis ketika ditinggal mati, maka orang itu bukanlah orang yang tabah, melainkan orang yang tidak punya kasih sayang. Perilaku yang muncul dari hal ini ialah jika ia ditinggal mati, ia akan menangis.

Kedua mazhab di atas sama-sama memahami ajaran Islam. Tetapi pengetahuan- nya berbeda, sikapnya berlainan, sehingga kemudian akhirnya perilakunya pun tidak sama.

Di zaman Nabi, setiap sahabat memiliki mazhabnya masing-masing. Secara garis besar, kita bisa membaginya ke dalam dua kelompok; kita sebut saja Mazhab Ali bin Abi Thalib (Mazhab Alawi) dan Mazhab Umar bin Khattab (Mazhab Umari). Apa perbedaan kedua mazhab ini? Mazhab Ali ditandai dengan keyakinan bahwa seluruh sunnah Rasulullah saw, baik dalam bidang akidah, ibadah, maupun mualamalah, harus diikuti tanpa kecuali. Menurut Mazhab Ali, Rasulullah saw tidak pernah berijtihad, karena ketentuan Nabi adalah nash. Rasulullah saw tidak pernah berbicara atas hawa nafsunya, melainkan atas wahyu yang diterimanya. Wa mâ yanthiqu ‘anil hawâ in huwa illâ wahyu yûhâ. (QS. Al-Najm 3) Rasulullah saw tidak pernah salah. Oleh karena itu, kita harus mengikuti semua yang diajarkan Rasulullah saw.

Adapun Mazhab Umari berpendapat bahwa kita harus mengikuti Rasulullah saw di dalam dua hal saja; urusan akidah dan ibadah. Dalam bidang muamalah atau keduniaan, Rasulullah saw tdiak wajib dipatuhi. Menurut mazhab ini, Rasulullah saw juga suka berijtihad dan kadang-kadang ijtihadnya salah. Oleh sebab itu, tidak perlu kita ikuti ijtihad yang salah. Rasulullah saw sering alpa dan salah. Bahkan Rasulullah saw pernah ditegur Allah swt dan kemudian dibetulkan oleh sahabatnya, seperti dalam peristiwa Perang Badar. Menurut hadits yang diriwayatkan oleh mazhab ini, ketika perang berkecamuk, terdapat banyak tawanan. Rasulullah saw menginginkan agar tawanan itu dibebaskan dengan sejumlah uang tebusan. Sedangkan Umar bin Khattab menghendaki agar tawanan itu dibunuh saja semua. Akhirnya turun satu wahyu yang membenarkan Umar dan menyalahkan Rasulullah saw. Malahan Rasulullah saw ditegur Allah swt, “Kamu mencintai dunia, sementara Umar mencintai akhirat.”

Saya tidak akan lebih lanjut membandingkan kedua mazhab ini secara keseluruhan. Saya hanya akan memberikan ciri-ciri khas dari Mazhab Alawi. Ciri yang pertama, Mazhab Alawi menerima seluruh sunah Nabi. Baik dalam hal akidah, ibadah, ataupun muamalah. Tidak ada pemisahan antara urusan dunia dan urusan agama.. Tidak ada dalam mazhab ini hadits yang berbunyi, “Antum a’lamu fî umûrî dunyakum. Kamu lebih mengetahui urusan duniamu.” Ciri yang kedua, Mazhab Alawi ialah mazhab yang sangat mencintai persatuan di antara kaum Muslimin. Imam Ali kw sangat mencintai persatuan sehingga ketika ada orang yang berontak kepadanya, ia malah mengirim surat yang isinya mengajak mereka untuk berdamai. Bahkan ketika Imam Ali kw pernah hampir memenangkan suatu pertempuran, lawannya mengajak berdamai sehingga Imam Ali kw menghentikan peperangan. Tentu saja, hal ini menimbulkan reaksi dari para pengikutnya sendiri yang hampir memperoleh kemenangan.

Kecintaan Imam Ali kw terhadap persatuan kaum Muslimin dapat kita lihat dari suatu peristiwa peperangan antara Imam Ali kw dengan sesama umat Islam lagi. Saat itu, ada seseorang yang bingung harus bergabung ke kelompok mana. Karena kedua-duanya adalah kaum Muslimin. Ia bertanya kepada Amar bin Yasir -yang sudah berusia amat tua. Amar berkata, “Kau lihat bendera di sebelah sana? Dahulu di bawah bendera itu, kami berjuang bersama Rasulullah saw untuk membela turunnya Al-Qur’an. Sekarang di bawah bendera itu, kami berjuang untuk membela penafsiran Al-Qur’an.. Dahulu kami berperang ‘ala tanzîlil Qur’ân, sekarang kami berperang ‘ala ta’wîlil Qur’ân”

Orang-orang bertanya kepada Imam Ali kw, “Mau Anda sebut apa orang yang memerangi Anda itu?” Seseorang meng-usulkan, “Itulah orang-orang kafir.” Tapi Imam Ali kw menolak, “Tidak, mereka bukan orang kafir. Mereka mengucapkan syahadat dan melakukan shalat.” “Kalau begitu, merekalah orang-orang munafik,” berkata para pengikutnya. “Tidak,” ucap Imam Ali kw, “orang-orang munafik itu sedikit dzikirnya sedangkan mereka banyak dzikirnya.” Orang-orang bingung, “Kalau begitu, bagaimana kami harus memanggil mereka, Ya Amiral Mukminin.” Imam Ali kw menjawab, “Itulah saudara-saudara kita yang berbeda faham dengan kita.”

Ciri yang ketiga, Mazhab Alawi adalah mazhab cinta. Inilah sejenis keberagamaan yang didasarkan kepada cinta. Kita lihat doa-doa Imam Ali kw, doa-doa itu menggambarkan kecintaannya kepada Allah swt. Jika kita belajar Tasawuf, yang keberagamaannya didasarkan pada cinta atau mahabbah, seluruh aliran tarekat dalam Tasawuf itu bermuara pada Imam Ali kw dan keturunannya. Misalnya Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah.

Doa di dalam Mazhab Alawi dipenuhi dengan kecintaan kepada Allah swt. Hanya dalam Mazhab Alawi, kecintaan kepada Allah swt mencapai puncaknya. Seperti dalam doa Imam Ali kw yang diajarkan secara khusus kepada muridnya, Kumayl bin Ziyad. Kumayl adalah murid Imam Ali kw yang paling setia. Karena kesetiaannyalah maka doa ini hanya diajarkan kepadanya. Saya akan tutup tulisan ini dengan menampilkan beberapa bait dari Doa
Kumayl tersebut yang menunjukkan begitu dalamnya kecintaan mazhab ini kepada Allah swt;
Tuhanku, junjunganku, pelindungku, pemeliharaku Sekiranya aku mampu bersabar menanggung azab-Mu
Bagaimana mungkin aku mampu bersabar berpisah dari-Mu
Sekiranya aku mampu bersabar menahan api neraka-Mu
Bagaimana mungkin aku mampu bersabar tidak memandang wajah-Mu
Bagaimana mungkin aku tinggal di neraka
Padahal harapanku adalah ampunan-Mu

Tuhanku, limpahkanlah kepadaku anugerah-Mu.
Sayangi aku dengan karunia-Mu
Jagalah aku dengan seluruh kasih sayang-Mu
Jadikan lidahku selalu bergetar menyebut asma-Mu
Dan hatiku dipenuhi dengan kecintaan kepada-Mu

Kapitalisme,Sosialisme dan Komunisme

Kapitalisme Moderen, Komunisme, dan Sosialisme Masa Kini

1. Bagaimana teori dan pelaksanaan kapitalisme klasik?
Selama abad ke-18 dan khususnya abad ke-19, sistem kapitalisme klasik dianut oleh banyak negara di dunia dimana pada masa itu diterapkan oleh negara-negara yang sudah maju di bidang ekonomi seperti Inggris, negara-negara Eropa Barat , dan Amerika. Kapitalisme klasik berlandaskan pada seluruh ajaran-ajaran Adam Smith (1723 - 1790), seorang ahli ekonomi berkebangsaan Inggris yang menulis buku “An Inquiry Into The Nature And Causes of Wealth of Nations” (1766).
Adam Smith percaya pada keuntungan yang dihasilkan dari kebebasan dalam pasar - penjualan dan pembelian - dan dalam kompetisi tanpa kompromi. Menurut pemikirannya dan para pengikutnya, kompetisi tanpa kompromi dalam pasar memberikan jalan terbaik untuk mengkoordinasikan kepentingan-kepentingan oposisi para individu, dan karenanya dapat mencapai masyarakat yang baik dan adil.......
Menurut pemikiran mereka, walaupun setiap individu hanya mementingkan kepentingan sendiri dan banyak aspirasi untuk memperoleh keuntungan, pelaksanaan pasar dimana pemerintah tidak ikut campur melalui penerapan tarif yang tidak pada tempatnya atau melalui pengaturan bunga rata-rata (rates of interest), harga-harga dan upah, akan memberikan sumbangan yang besar untuk barang-barang konsumsi. Rumusan tentang apa yang sudah diuraikan di atas disebut kapitalisme laissez faire (kebijaksanaan tentang larangan intervensi/ikut campur). Laissez faire berasal dari frase Perancis yang berarti "biarkan sendiri".
Pemikiran ini memberikan dinamisme terhadap para kapitalis pemilik pabrik-pabrik dan bisnis sehingga produksi meningkat dan berkembang dengan cepat dibawah kapitalisme klasik. Namun, kelangsungan hidup jutaan para pekerja dalam pabrik dan bisnis kapitalis menjadi sangat miskin dan sangat tertindas. Mereka hidup dalam kondisi sangat buruk, menderita dan melarat. Lebih dari itu, banyak dari mereka - perempuan dan anak-anak - terpaksa bekerja hingga sakit dan meninggal. Sebenarnya, pada tahun 1815, sebuah rancangan undang-undang tentang aturan jam kerja pabrik tekstil diusulkan di Parlemen Inggris. Isinya melarang mempekerjakan anak-anak di bawah 10 tahun, juga larangan bekerja lebih dari 10,5 jam perhari bagi pekerja di bawah 18 tahun. Rancangan Undang-undang ini gagal mendapat dukungan Parlemen karena dianggap bertentangan dengan prinsip laissez faire.

2. Darimana asal, tujuan dan hasil dari imperialisme borjuis?
Sejak akhir abad ke-18, khususnya selama abad ke-19, hingga awal abad ini, kaum borjuis penguasa dari Inggris dan negara-negara kapitalis maju di Eropa Barat seperti Perancis, Belanda, dan Belgia menguasai koloni dan semikoloni khususnya di Asia, Afrika, dan Amerika, dan membentuk kerajaan. Sejak akhir abad ke-19, kaum borjuis penguasa di Amerika Serikat, Jerman dan Jepang juga menguasai daerah-daerah koloni serta membentuk kerajaan. Dengan demikian, mulailah imperialisme borjuis atau kapitalis.
Berikut tujuan penguasaan koloni oleh kaum borjuis dari negara-negara kapitalis maju. Pertama, sebagai ekspresi sovinisme (chauvinism) mereka. (Sovinisme adalah suatu arogansi berlebihan yang secara tidak beralasan memaksakan superioritas negara, ras atau budaya tertentu, dan memandang rendah negara, ras, atau budaya lain). Kedua, untuk memperoleh bahan-bahan mentah industri dengan harga murah. Ketiga, untuk mendapatkan pasar bagi surplus produk yang tak lagi terjual di negara mereka sendiri. Ketika kapitalisme mencapai tahap monopoli, muncul dampak lain dari imperialisme. Pertama, kaum borjuis penguasa dari negara-negara kapitalis maju berusaha mendapat kontrol terhadap daerah jajahan untuk menginvestasikan kelebihan modal mereka dalam usaha mengejar lebih banyak lagi keuntungan. Kedua, mereka berusaha menguasaitenaga kerja murah untuk pabrik-pabrik yand didirikan di daerah jajahan tersebut.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, kaum borjuis dari negara kapitalis maju bekerjasama dengan para penanam modal besar dan tuan tanah feodal di daerah koloni dalam mengeksploitasi massa pekerja di daerah jajahan. Para penanam modal dan tuan tanah domestik menjadi mitra atau agen dari kepentingan-kepentingan imperialis-yaitu para pemodal besar dari negara-negara kapitalis maju.
Ekonomi negara kapitalis terus berkembang, para penanam modal dari negara-negara ini serta para penanam modal dan tuan tanah lokal semakin kaya. Sementara hidup para pekerja di daerah jajahan dan makin melarat akibat para penanam modal domestik dan asing serta tuan tanah yang merasa memiliki sendiri produk tenaga kerja mereka. Inilah hasil kejam dari imperialisme borjuis.

3. Bagaimana bangkitnya sosialisme dan apa peran Marx dan Engels dalam sejarahnya?
Dalam konteks kondisi dehumanisasi kehidupan serta penderitaan para pekerja di negara maju maupun daerah jajahan seperti diuraikan di atas, sosialisme bangkit sebagai protes menentang penyalahgunaan kekuasaan dan tekanan yang merupakan dampak kapitalisme klasik dan impereialisme borjuis.
Sosialisme bangkit dari protes kaum humanis yang menentang ketidakadilan dan penindasan oleh kapitalisme klasik dan imperialisme borjuis terhadap para pekerja di dunia. Melalui perjuangan menuju kepemilikan sosial dan kontrol terhadap produksi dan pertukaran, serta melalui pembebasan dari penjajahan, sosialisme berjuang untuk mengakhiri penindasan sesama manusia dan dengan setara menyelesaikan konflik sosial yang timbul dari pembagian kelas secara sewenang-wenang. Sosialisme berusaha menyelesaikan kendala-kendala utama dalam pembentukan peradaban yang adil, berdasar persaudaraan dan progresif.
Kemajuan dan pertumbuhan sosialisme, sistematika intelektualnya, dan pencapaian kekuatannya sebagai kekuatan politik di Eropa abad ke-19, sebagian besar merupakan hasil tulisan dan usaha Karl Marx (1818-1883) dan rekannya Friedrich Engels (1820-1895). Bersama. mereka menulis Communist Manifesto yang diterbitkan pada 1848. Di samping itu, karya Marx berjudul Capital (Das Kapital) Volume Satu yang terbit 1867 dan diselesaikan Engels setelah Marx meninggal. Volume Dua karya ini terbit 1885, dan Volume Tiga 1894.
Marx dan Engels percaya bahwa mereka telah menemunkan hukum alam yang tak dapat ditawar dan arah sejarah. Hal mana menandai kehancuran kapitalisme setelah krisis yang berulang dan semakin parah, serta kemenangan mutlak sosialisme yang tak terhindarkan. Karena kepercayaan mereka dalam karakter ilmiah hukum ini, mereka menyebutnya sistem "sosialisme ilmiah" (scientific socialism). Marx dan Engels juga yakin bahwa kebebasan pekerja hanya dapat dicapai melalui perubahan sistem dari kapitalisme ke sosialisme-perubahan yang secara umum hanya dapat diraih melalui revolusi kekerasan. Maka sistem pemikiran mereka disebut "sosialisme revolusioner" (revolutionary sosialisme). Dalam membangun teori atau sistem pemikiran mereka, Marx dan Engels menjabarkan bagian-bagiannya dari empat sumber utama: pertama, ekonomi Inggris; kedua, sosialime humanis Perancis; ketiga, filosofi determinis Hegelian Jerman; dan keempat, ilmu pengetahuan dan teknologi akhir abad ke-19.
Selama krisis sistem kapitalis terus berlangsung dengan kekuatan penuh dan selama penindasan terhadap para pekerja terus memburuk, teori Marx dan Engels kian kredibel dan menarik. Namun, menjelang akhir abad ke-19, arah kejadian-kejadian dalam sistem kapitalis ternyata berbeda dengan yang diramalkan Marx dan Engels.

4. Dari mana asal "revisionisme" dan apa artinya?
Pada dasarnya karena kesatuan militan dan aksi pekerja di bawah kepemimpinan gerakan sosialis, mereka mampu mencapai kekuatan ekonomi dan politik, dengan demikian pekerja mampu memaksa kaum kapitalis untuk memberi mereka bagian lebih besar dari pendapatan masyarakat, yang sebenarnya lebih banyak merupakan hasil jerih payah para buruh. Akibatnya dalam negara-negara kapitalis besar, kehidupan para pekerja semakin maju dan sejahtera. Para ekonom dan teknisi secara bertahap mempelajari metode-metode di mana pemerintah dapat mengatur sistem kapitalis, pada tahap tersebut dalam pembangunan para pekerja, untuk menghindari atau mengurangi kemunculan kembali krisis serupa. Dalam suasana inilah, tumbuh perbedaan pendapat dan aksi di antara kaum sosialis.
Di satu sisi, para sosialis Jerman dan Inggris, yang berpendapat bahwa kesejahteraan dan kemajuan pekerja dapat dicapai dengan lebih efektif melalui politik yang demokratis, melalui aksi-aksi serikat pekerja, dan melalui pendidikan menuju pembangunan masyarakat sosialis. Mereka sampai pada kesimpulan bahwa, sosialisme dapat dibangun bertahap melalui perjuangan damai, tidak hanya melalui revolusi bersenjata. Pemikiran demikian kemudian menjadi sebuah revisi atau perubahan besar dari pemikiran Marx dan Engels, yang oleh para kritikusnya disebut 'revisionisme'.
Salah seorang revisionis besar adalah Eduard Bernstein (1858 - 1932) dari Jerman yang menulis Evolutionary Socialism (1899). Bernstein adalah anggota Fabian Society Inggris (berdiri 1894), perkumpulan yang dinamai berdasarkan seorang jenderal Roma, Fabius, yang banyak mencapai kemenangan militer melalui karakterisitk taktiknya yang hati-hati, teratur, terencana dengan aksi intelijen.

5. Bagaimana timbulnya gerakan Marxist - Leninis dan kemana arahnya?
Di lain pihak, ada kaum sosialis di negara-negara seperti Rusia, di mana hak-hak demokratis pekerja dan rakyat ditindas sedemikian rupa hingga mereka tak dapat memperbaiki nasib dengan damai. Akibatnya di negara-negara ini dirasakan kebutuhan untuk membangun sosialisme dengan revolusi bersenjata seperti ditulis Marx dan Engels. Arah kedua ini dipimpin oleh kaum sosialis Rusia, khususnya Partai Bolshevik di bawah pimimpinan Vladimir Ilyich Lenin (1870 - 1924).
Konflik antara kedua pihak pergerakan sosialis semakin tampak setelah kaum Bolshevik memenangkan kekuasaan negara di Kekaisaran Rusia 1917. Keadaan masyarakat Rusia sangat menyedihkan saat kaum Bolshevik memenangkan kekuasaan politik. Terlebih di antara butir-butir pemikiran Marx dan Engels, Lenin cenderung memilih filsafat deterministik Jerman yang dikembangkan dari Hegel dan pemikiran abad ke-19 ketimbang ekonomi Inggris dan sosialisme humanis Perancis. Akibat kecenderungan ini adalah determinisme-kepercayaan bahwa manusia dan masyarakat diatur oleh hukum alam dan sejarah, yang niscaya akan membawa mereka kepada tujuan yang tak terhindarkan.
Akibat peristiwa dan pemikiran tersebut, pemerintahan yang didirikan Lenin dan kaum Bolshevik-nya menjadi diktator dan bukan demokrasi. Kekuasaan yang dijanjikan kepada kaum buruh dan petani diambil alih. Seluruh kekuasaan dipegang oleh Partai Bolshevik dan anggotanya menyebut diri Partai 'garda depan kelas pekerja'. Partai penguasa ini menekan hak-hak demokratis, kebebasan warga negara, dan kebebasan beragama rakyat, khususnya sekelompok minoritas yang agresif dan dogmatik yang menentang pengambilalihan kekuasaan total oleh kaum Bolshevik. Tak sedikit penentang yang dipenjara, disiksa, bahkan dibunuh. Serikat pekerja dirampas kekuasaannya dan dijadikan pelaksana perintah pimpinan Partai Bolshevik. Bahkan setelah situasi darurat nasional berakhir, kaum Bolshevik tetap mempertahankan pemerintahan diktatorialnya.
Tak lama sesudahnya, kaum Bolshevik mengganti nama partainya menjadi 'Partai Komunis Uni Soviet', untuk mengenang Manifesto Komunis Marx dan Engels. Dalam keyakinan bahwa Lenin berhasil mengembangkan teori dan praktek yang dimulai Marx, mereka menamakan teori dan praktek mereka 'Marxisme-Leninisme'; hingga semua partai di seluruh dunia yang menerima teori dan praktek tersebut disebut Komunis atau Marxis-Leninis.


TENTANG SOSIALISME

APAKAH SOSIALISME ITU?

Dialog dengan seorang pembaca Suara Sosialis

Beberapa waktu yang lalu kami menerima sejumlah pertanyaan dari seorang pembaca (non-sosialis). Pertanyaan itu kami jawab, kemudian proses tanya-jawab itu berlanjut terus. Dialog ini sudah kami edit dan disajikan dalam edisi ini. Tentu saja tidak menyelesaikan perdebatan tentang sosialisme, sebaliknya semua hal ini patut dibicarakan terus. Pendapat para pembaca lainnya juga bisa dimuat.

TANYA-JAWAB RINGKAS (jawaban yang pertama ini tentu saja agak dangkal):

1. Apakah kapitalisme itu?

Kapitalisme adalah sistem di mana alat-alat produksi dikuasai oleh minoritas, kaum buruh dieksploitir, dan proses akumulasi kapital didorong oleh persaingan antara perusahaan-perusahaan. Ada juga kapitalisme negara (seperti Uni Soviet).....

di mana negara sendiri bertindak seperti perusahaan besar, dan persaingan bisa mengambil bentuk non-pasar seperti persaingan militer (seperti dalam Perang Dingin).

2. Apakah sosialisme itu?

Sebuah masyarakat dimana kaum pekerja sendiri yang menguasai alat-alat produksi dan merencanakan ekonomi secara demokratik; dan semua ini secara internasional.

3. Apakah hubungan antara imperialisme dan kapitalisme? Apakah tidak mungkin sosialisme juga menjadi imperialisme?

Imperialisme punya sejumlah artian. Kaum Marxis biasanya memakai istilah "imperialisme" untuk tahap kapitalisme terakhir, di mana sejumlah negara yang sangat kuat mendominasi negara yang lain, secara langsung (seperti Belanda di Indonesia di zaman kolonial) atau tidak langsung (misalnya peranan IMF sekarang). Uni Soviet juga imperialis; menurut kami ini membuktikan bahwa Uni Soviet itu bukan sosialis. Dominasi imperialis timbul dari logika persaingan, sehingga harus hilang dengan bangkitnya masyarakat sosialis di mana manusia betul-betul bekerjasama secara demokratis.

4. Sosialisme sudah cukup lama usianya (lebih dari seabad). Tapi mengapa sampai saat ini (terutama kelompok saudara) tidak terlalu banyak pengikutnya di negara barat?
Sosialisme kehilangan prestise karena berasosiasi dengan sistem Soviet. Faktor lain: kekalahan beberapa perjuangan revolusioner (Jerman 1918-1920, Cina 1927, Spanyol 1936 dll) yang mendemoralisasi gerakan buruh sehingga pemerintah soviet bisa memanipulasi gerakan buruh dengan lebih gampang. Akhirnya sistem Soviet runtuh dan kebanyakan orang kiri di barat yang masih berkiblat ke sana terdemoralisasi total.

5. Apa tanggapan anda atas fenomena naiknya sosial demokrat baru-baru ini.

Ini fenomena yang biasa saja di barat; selama beberapa tahun kaum konservatif di pemerintahan, terus rakyat muak dan memilih kaum sosial demokrat. Tapi nanti rakyat pasti muak lagi dan kaum konservatif akan terpilih kembali (seperti di Australia saat ini). Di Eropa, kesuksesan partai-partai sosial demokrat juga mencerminkan militansi kaum buruh di beberapa tempat.

6. Apakah anda tidak bisa bekerjasama dengan mereka?

Kami sering bekerjasama dengan basis dari partai sosial demokrat. Pemerintah sosial demokrat lain soal; mereka biasanya menjalankan kebijakan yang pro-kapitalis, dan kami melawan kebijakan tersebut -- dengan berseru agar basis sosial demokrat ikut berjuang bersama kami.

7. Bukankah mereka bagaimanapun masih lebih baik dari kapitalis konservatif?

Basis itu jelas jauh lebih baid. Kalau pimpinan sosial demokrat, apalagi saat memerintah - ja, terkadang lebih baik, terkadang lebih jelek. Justru karena mereka dipercaya oleh kaum buruh, kadang-kadang mereka bisa memanipulasi gerakan buruh dengan lebih efektif daripada kelompok konservatif

8. Di mata kalangan awam, anda dan sosial demokrat bahkan juga komunis dan aliran marxis lain sukar dibedakan satu sama lain.

Selama masih dalam oposisi, sosial demokrat bisa berlagak sangat progresif, sehingga sulit dibedakan dari kaum sosialis. Begitu kita dapat pengalaman praktis dari pemerintah sosial demokrat, kita bisa melihat perbedaannya dengan lebih mudah.

TANYA-JAWAB LENGKAP:

1. Bagaimana bila dapat diciptakan suatu perangkat hukum sehingga eksploitasi terhadap mayoritas menjadi tidak dimungkinkan, seperti UU perburuhan atau UU antimonopoli dsb yang sesuai dengan apa yang menjadi tujuan kaum Sosialis?

Menurut teori sosialis, semua kekayaan diciptakan oleh kerjaan manusia. (Mesin-mesin memang juga berperan, tetapi mesin-mesin tersebut juga merupakan hasil kerjaan.) Sehingga semua profit juga berasal dari kerjaan kaum buruh. Selama masih ada pemilik modal yang menarik profit dari perusahaan, berarti masih ada eksploitasi. Jelas, kondisi kerja bisa diperbaiki dan gaji bisa dinaikkan, dan kami mendukung semua reform semacam itu. Tetapi begitu terjadi krisis ekonomi, kemajuan itu segera terancam.

2. Bagaimana bila diciptakan suatu sistem dimana para pekerja tidak hanya menerima gaji, tetapi juga sebagian dari saham, sehingga keuntungan perusahaan juga berarti keuntungan karyawan?

Sudah terdapat perusahaan di barat yang menjalankan sistem semacam itu. Ini sering dianjurkan oleh golongan sosial demokrat. Sebenarnya ini taktik para majikan untuk menjebak kaum buruh. Jika saya sebagai seorang buruh punya andil kecil dalam perusahaan, saya menghadapi dilemma: kalau gaji saya dinaikkan atau kondisi kerja diperbaiki, itu berarti profit perusahaan mungkin dikurangi. Akibatnya kaum buruh jadi bingung dan serikat-serikat buruh dilemahkan. Sebetulnya yang paling penting dalam sistem kapitalis bukan soal siapa yang *memiliki * perusahaan secara formal, melainkan siapa yang mengontrol, mengatur dan menentukan dalam perusahaan. Kaum kapitalis tidak akan secara sukarela mengizinkan kaum buruh untuk mengontrol perusahaan, maka kaum buruh seperti pemilik saham kecil lainnya masih juga bisa menjadi korban dari kaum pemodal besar.

3. Anda tulis tentang "penghapusan sistem wage labour". Saya masih belum mengerti apa penggantinya.

Penggantinya adalah sistem dimana semua industri dikontrol oleh buruh sendiri melalui dewan demokratis, dan ekonomi di tingkat nasional bahkan internasional direncanakan - juga secara demokratis melalui dewan buruh serta dewan rakyat kecil lainnya. Sehingga proses jual-beli melalui pasar lama-lama dapat diganti dengan semacam gotong-royong internasional. Jelas, ini ringkasan yang pendek saja. Secara praktis, jalan ke sistem sosialis agak panjang dan terliku-liku.

4. Bagaimana diciptakan suatu UU sehingga pekerja melalui serikat pekerja dapat ikut memiliki kontrol terhadap proses produksi. Sementara sistemnya tetap kapitalis, tetapi apa yang tidak manusiawi dari sistem tersebut diperbaiki. Mungkin pemikiran seperti ini pernah diajukan sebelumnya oleh Kaum Sosial Demokrat.

Ini memang diajukan oleh kaum sosial demokrat. Masalahnya mirip dengan soal saham tadi. Di barat memang ada manajemen perusahaan yang mengundang wakil-wakil buruh ikut merencanakan produksi. Saya sendiri sebagai wakil rekan-rekan di kantor punya pengalaman dengan apa yang digembar-gemborkan sebagai "demokrasi industrial". Kami diundang untuk "musyawarah" dan kaum pekerja pada awalnya merasa dikonsultasi dan sangat antusias. Kemudian kaum majikan menjalankan rencana-recana mereka seenaknya saja, bahkan lebih efektif karena kaum pekerja yang terlibat dalam diskusi itu merasa bertanggungjawab untuk ikut menjalankan rencana-recanan manajemen. Sedangkan kaum majikan tidak kehilangan kontrol sama sekali.

Begaimana kalau pemerintah memaksakan para kapitalis untuk menerima sistem yang lebih radikal? Lha, ini mungkin kalau saja ada pemerintah yang betul-betul mau. Dalam keadaan biasa di bawah sistem kapitalis, pemerintah dikuasai oleh golongan pro-kapitalis. Bila partai sosial demokrat menang pemilu mereka mungkin mengambil beberapa langkah kecil ke arah ini, tapi akibatnya biasanya pelarian modal dan tekanan keras dari para industriawan sehingga para sosial demokrat segera mundur lagi. Itu terjadi di Perancis tahun 1980-an. Jika tidak mau mundur, pemerintah bisa digulingkan lewat kudeta seperti di Chile tahun 1970-an. Makanya kebijakan seperti yang anda ajukan hanya bisa diterapkan secara konsisten oleh pemerintah revolusioner yang sedia untuk bertindak secara radikal dan memobilisasi kelas buruh dalam perjuangan militan. Saya rasa, pemerintah semacam ini hanya dapat masuk pemerintahan lewat revolusi; kaum kapitalis tidak akan mentolerir partai revolusioner menang pemilu. Dan jika revolusi sudah terjadi, kaum buruh tidak perlu puas dengan kebijakan yang setengah-hati, mereka bisa menghapuskan kapitalisme dong...

5. Ekonomi sosialis akan "memproduksi untuk kebutuhan manusia, bukan untuk kebutuhan kompetisi." Sangat menarik, tetapi dapatkah produk yang dihasilkan mampu bersaing dengan produk lain yang diciptakan memang untuk berkompetisi?

Dalam masyarakat sosialis yang tanpa persaingan, mana perlu bersaing? Kita hapuskan kompetisi sama sekali. Ini dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek memang ada sistem campuran dan masalah itu harus diatur dengan hati-hati.

6. Jika penguasa Kapitalis cukup "adil" dan rakyat tidak kelaparan dan saluran demokrasi cukup terbuka, dengan cara apa dan alasan apa revolusi sosialis dapat terjadi?

Kaum penguasa jarang sekali adil dan "saluran demokrasi" sebenarnya merupakan tipuan besar; itu sudah dirasakan rakyat di Australia ini. Mengenai soal kelaparan, sebetulnya revolusi sulit bisa terjadi selama rakyat betul-betul mengalami kelaparan yang sangat parah, karena dalam situasi itu rakyat terlalu demoralisasi. Bisa kehilangan akal, bisa mengamuk - tapi itu bukan revolusi sosialis.

7. Jika pemilik modal dianggap juga bekerja (dengan modalnya), berarti dia boleh juga donk dapat hasil dari jerih payahnya?

Hanya manusia yang bekerja. Modal bisa berakumulasi - tetapi itu terjadi karena jerih payah kaum pekerja yang dipekerjakan oleh si pemilik modal. Kalau seorang pemilik modal juga bekerja, dengan tangan ataupun otak, jelas boleh digaji seperti para pekerja lain. Tetapi modalnya sebagai hasil pekerjaan kaum pekerja harus menjadi milik bersama kaum pekerja. Di sini yang dimaksud adalah modal besar. Lain soal dengan modal yang kecil-kecilan. Saya sendiri punya tabungan, dan saya dapat bunga dari tabungan tersebut. Bunga tersebut tidak merupakan hasil dari kerja saya sendiri, tapi jelas kita tidak mau menasionalisasi setiap rekening di bank pada tahap pertama sosialisme. (Nanti akan dikolektivisasi secara sukarela). Apa bedanya antara modal kecil dan modal besar? Kaum pemilik modal besar juga *menguasai* industri dan pemerintah, mereka merupakan kelas yang *berkuasa *, sedangkan kaum pemilik modal kecil kebanyakan tergolong rakyat biasa. Jadi ada juga aspek sosial dan politik yang harus diperhitungkan.

8. Atau seperti pernah anda utarakan sebelumnya yang penting itu adalah masalah siapa yang memegang kontrol. Bagaimana bila buruh yang memegang kontrol sedangkan pemilik modal cuma memindah-mindahkan modalnya ke perusahaan yang dianggap menguntungkannya (seperti pada bursa saham). Tapi misalnya pemilikan saham seseorang dibatasi sehingga tetap para buruh yang
memegang kuasa.

Sebagai taktik selama tahapan pertama sosialisme ini mungkin sangat berguna. Namun kaum pemilik modal pasti tidak puas dengan situasi ini, sehingga akhirnya akan muncul konflik-konflik juga.

9. Dulu waktu saya masih sekolah, dikatakan oleh guru saya bahwa tujuan akhir marxisme adalah suatu masyarakat tanpa kelas. Apakah betul? Kalau betul berarti tidak ada lagi lapisan elit yang memimpin masyarakat. Apakah hal itu mungkin dicapai?"

Dalam teori Marxis, Komunisme merupakan tahap terakhir di mana tidak ada kelas lagi. Tentu saja kita akan mendekati tahap itu secara berangsur-angsur. Setelah revolusi ada tahap di mana kelas-kelas masih ada, tetapi kelas buruh yang berkuasa. Marx memakai istilah "diktatur proletariat" tetapi artinya bukan sama dengan yang disebut "diktatur" dewasa ini. Maksudnya kekuasaan kaum buruh secara demokratis, lewat dewan buruh yang bersekutu dengan rakyat kecil lainnya. Kemudian kita akan mengalami masa peralihan ke komunisme.

Bagaimana mungkin? Untuk mengerti itu kita harus bertanya dulu: kapan dan mengapa timbul kelas-kelas sosial? Sebenarnya kelas-kelas itu adalah hal yang relatif baru. Umat manusia terdapat di dunia ini sejak sedikitnya 500,000 tahun. Sampai kurang-lebih 10,000 tahun yang lalu tidak ada kelas. Kelas belum mungkin, karena produktivitas kerja manusia begitu rendah sehingga tidak semua orang harus kerja untuk menyambung hidup. Tidak mungkin ada orang yang hidup dari kerjaan orang lain.

Lambat laun produktivitas tersebut mulai naik sehingga manusia bisa menghasilkan surplus kecil. Saat itu kelas penguasa bisa timbul - dan diperlukan juga untuk kemajuan ekonomi. Kelas dominan itu dibutuhkan untuk mengambil surplus kecil itu dari setiap pekerja, supaya bisa dikumpulkan dalam beberapa tangan saja - dan diinvestasi. Itu tidak mungkin terjadi tanpa kelas dominan karena surplus begitu kecil sampai setiap orang secara individu pasti tidak mau melepaskannya. Perkumpulan surplus hanya mungkin dengan cara paksa - eksploitatif. Sistem kapitalis adalah sistem kelas yang paling efektif dalam hal ini, dan selama dua abad terakhir kita sudah menyaksikan begaimana investasi kapitalis bisa mengubah dunia.

Di saat yang sama sistem kapitalis meningkatkan produktivitas kerja dengan begitu dahsyat sehingga kelas buruh sudah mampu untuk menghasilkan surplus yang sangat besar. Proses perkumpulan surplus untuk dinvestasi kembali akhirnya bisa berlangsung secara sukarela. Pada dasarnya kelas dominan tidak perlu lagi. Tapi kenyataan ini belum begitu tampak karena sistem kapitalis sendiri sudah menjadi halangan untuk kemajuan manusia. Sehingga kita melihat kekayaan yang luar biasa yang dimiliki suatu golongan kecil sedangkan sebagian besar manusia masih hidup sengsara - dan bukan hanya di "dunia ketiga", di New York saja ada orang hidup melarat. Jadi perekonomian dunia harus diorganisasi kembali supaya potensi itu dapat direalisasi.

(Ini di tingkat global. Indonesia secara terpisah belum sekaya itu, tapi bisa dibantu oleh kaum buruh yang hidup di barat.)

10. Seorang paman saya pernah mengatakan bahwa pada akhirnya kaum komunis akan menghilangkan negara dan kemudian hanya ada suatu masyarakat yang disebut komune."

Betul juga. Komune atau komunisme, terserah. Aparatus negara akan hilang bersama perbedaan kelas. Padahal, aparatus negara itu juga timbul kurang lebih 10,000 tahun yang lalu bersama dengan kelas-kelas. (Dan ini logis, karena eksploitasi tidak akan diterima begitu saja oleh rakyat kecil. Harus dipaksakan.) Jika perbedaan kelas hilang dan manusia hidup secara kolektif, aparatus itu tidak diperlukan lagi. Ini bukan berarti kita tidak perlu administrasi. Perekonomian dan masalah sosial sangat kompleks. Apalagi dalam masyarakat internasional yang kami cita-citakan. Tetapi peranan seorang administrator akan berubuah. Bukan lagi atasan. Dan administrasi itu tidak akan terpisah dari rakyat.

11. Apakah orang bebas untuk memilih pekerjaan sesuai dengan pilihannya? Bagaimana aturannya sehingga si A menjadi manajer, si B menjadi penyanyi dan si C menjadi tukang batu?"

Jika setiap orang memilih kerjaan menurut bakatnya masing-masing, rasanya bukan problem. Dalam masyarakat kapitalis, kita tidak memilih karier dengan cara itu. Misalnya saya sendiri punya bakat untuk menulis (dan sudah menulis beberapa buku) tapi sangat susah survive dengan penghasilan seorang penulis, sehingga saya jadi pegawai negeri dan sehari suntuk sibuk dengan beberapa kegiatan yang kurang cocok bagi diri saya. Nah, dalam sistem sosial yang lebih rasional, ini tidak akan terjadi.

Sekarang mungkin muncul pertanyaan lagi: jika semu gaji sama (atau lebih tepatnya, dalam masyarakat komunis tidak ada gaji sama sekali) siapa yang akan melakukan kerjaan yang tidak enak, misalnya mebersihkan toilet? Di sini kita melihat lagi pentingnya soal produktivitas kerja. Potensi sudah ada untuk memakai mesin untuk kebanyakan dari tugas itu. Jelas, sisanya akan tetap ada. Tapi kalau hanya sisa, rasanya bukan masalah lagi. Dalam setiap keluarga sekarang ini kita sudah mebagi-bagi tugas yang tidak enak.

12. Menurut anda "diktatur proletariat" berarti kekuasaan kaum buruh sendiri secara demokrasi. Tetapi apa yang terjadi di Rusia? Elit partai yang memerintah dianggap sebagai kelas yang akan memimpin masyarakat menuju komunisme. Ini dimaksudkan sebagai "sementara". Tetapi "sementara" ini berlangsung selama 70 tahun dan berakhir dengan bubarnya Uni Soviet dan tumbangnya komunisme di Eropa Timur. Rupanya perbedaan anda dengan komunis Rusia adalah (terutama) soal "diktator proletariat"?

Revolusi Bolshevik tahun 1917 memang merupakan diktatur proletariat dalam artian aslinya. Pemerintah Bolshevik dipilih secara demokratis dalam soviet-soviet. Kemudian rezim Bolshevik itu mengalami degenerasi dan memang menjelma menjadi rezim elit, dan memakai istilah "diktatur proletariat" untuk menutup-nutupi dikatur kelas birokrat. (Mengenai asal-usul degenerasi tersebut lihat jawaban no 16.) Perbedaan kami dengan rezim Stalin (bukan dengan pemerintah Bolshevik yang timbul tahun 1917) memang adalah soal diktatur proletariat.

13. Menurut tulisan anda, bekas Uni Soviet adalah semacam masyarakat kapitalis. Jadi pendapat anda mirip dengan pendapat Romo Mangun bahwa Komunis Soviet hanyalah varian dari Kapitalis Amerika alias "sami mawon"?

Mungkin saja, tapi cuman saya tidak tahu pendapat Romo Mangun secara terperinci.

14. Jadi anda akan meniru komunis Rusia dalam memunculkan Revolusi, hanya saja setelah revolusi itu, dewan buruhlah (terdiri dari para buruh?) yang akan berkuasa dan bukan elit partai. Jadi apa fungsi elit partai?

Mula-mula Partai Bolshevik (yang kemudian mengambil nama Komunis) bukan partai elit. Terdiri terutama dari golongan buruh yang paling militan. Kira-kira 20% dari kelas buruh Rusia turut aktif dalam partai itu menjelang Oktober.

15. Kalau dewan buruh yang harus berkuasa, maka menurut pendapat saya revolusi anda itu akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk lahir. Sepanjang pengetahuan saya tidak pernah yang namanya kelompok mayoritas berkuasa.

Kesadaran kelas buruh bisa berkembang dengan sangat cepat dalam perjuangan revolusioner. Partai revolusioner harus merangsang perkembangan itu.

16. Dalam sistem demokrasi liberal yang sekarang ini dianggap paling adil pihak mayoritas hanya memilih siapa diantara para elit yang paling cocok dengan mereka (lewat pemilu).

Sangat betul. Ini kenyataan dalam demokrasi parlementer di barat. Nyatanya tidak begitu adil. Banyak kebijakan pemerintah di sini yang tidak disukai oleh rakyat Australia, tetapi diterapkan juga. Jadi untuk menjalankan revolusi, negara kita harus kaya dulu sehingga masalahnya tinggal bagaimana membagi-bagi hasil kekayaan itu. Apakah benar penafsiran saya ini?

Bukan hanya soal pembagian kekayaan yang sudah ada, melainkan juga soal meningkatkan produksi berdasarkan pada perencanaan demokratis. Kekayaan yang cukup harus ada di tingkat global. Revolusi bisa saja mulai dalam negeri yang kurang kaya. Namun harus meluas untuk bertahan. Ini sebabnya rezim Bolshevik mengalami degenerasi. Karena tetap terisolasi dalam sebuah negeri yang masih miskin dan dimana kelas buruh hanya merupakan minoritas. Selain itu ada faktor lain yang bersangkutan, yaitu:

a) persisnya karena rezim itu adala kekuasaan kaum buruh sendiri, sebagian dari kelas buruh harus masuk pemerintahan - menjadi pejabat alias birokrat;

b) sebagian lain harus masuk tentara untuk membela revolusi: karena Rusia waktu itu diinvasi oleh selusin tentara asing reaksioner. Banyak yang tewas.

c) krisis ekonomi juga terjadi disebabkan oleh dampak perang sipil ini, banyak pabrik yang tutup dan kaum buruh kembali ke desa, sehingga bukan buruh lagi.

Akibat dari semua faktor ini ialah bahwa lama-lama kelas buruh hilang sebagai kelas sosial. Yang masih ada hanya pemerintahan bolshevik yang makin lama makin jauh dari rakyat. Semua ini faktor obyektif, ini bukan masalah moral.

17. Apakah koperasi adalah sejenis perusahaan yang diinginkan oleh kaum sosialis?"

Koperasi kadang-kadang berguna, namun koperasi yang berjalan di tengah sistem kapitalis tidak bisa menjadi benteng kecil sosialisme, karena harus bersaing dengan perusahaan kapitalis lainnya. Tadi kita bicarakan bahwa revolusi yang mulai dalam satu negeri harus "diekspor" karena tidak bisa bertahan dalam satu negeri saja. Boro-boro dalam satu koperasi saja!

18. Jadi menurut anda sistem sosialis tidak bisa tumbuh di dalam sistem kapitalis, karena masalah persaingan itu?

Unsur-unsur sosialisme memang bertumbuh di dalam sistem kapitalis. Industri kapitalis sendiri ada segi kooperatifnya, karena mengerahkan tenaga kerja yang besar dalam tim-tim di pabrik-pabrik dan kantor-kantor. Kelas buruh itu makin lama makin menbentuk organisasi yang juga kolektif seperti serikat buruh. Dan gerakan buruh bisa pula menjalankan kooperasi. Sehingga sistem kapitalis tidak perlu "dihancurkan dulu". Tetapi cuma kalau golongan kapitalis melawan revolusi dengan senjata, jelas sebagian dari sistem mereka akan runtuh juga dan harus dibangun kembali oleh kaum buruh saat kaum kapitalis dikalahkan.

19. Menurut tulisan anda "... untuk jangka panjang, sosialisme mesti diciptakan di tingkat internasional." Jadi revolusi sosialis harus diekspor?

Harus meluas. Istilah "ekspor" mungkin beri kesan bahwa negeri-negeri lain akan dipaksa atau dimanipulasi, itu tidak dimaksudkan. Jika (misalnya saja) terjadi revolusi di Australia, kami tidak akan mengadakan invasi ke Indonesia untuk "mengekspor" sosialisme. Gerakan politik lokal tidak boleh "ditunggangi". Harus ada gerakan sosialis di Indonesia, dan kelas buruh Indonesia sendiri harus menjalankan revolusi di Indonesia. Namun pemerintah revolusioner yang sudah berkuasa di satu negeri harus mempunyai orientasi untuk merangsang gerakan revolusioner di negeri yang lain.

Sabtu, 26 Januari 2008

SIARAN PERS : Jaringan Rakyat Tolak Konversi Minyak Tanah Ke Gas ( JARTOK )

“Menyikapi Pernyataan Gubernur Sumatera Selatan Atas aksi JARTOK yang Menolak Konversi Minyak Tanah Ke Gas secara Total”

Program Konversi Minyak tanah ke gas yang pada Bulan agustus Tahun 2007 di lakukan pertama kali di kota Metropolis Jakarta telah mengalami banyak penolakan dari warga baik itu dari alsan yang sangat teknis maupun yang bersifat Pokok. Banyak nya Protes yang dilakukan oleh masyarakat untuk menolak Program Konversi minyak Tanah Ke gas ini, ternyata tidak lah menjadikan Pemerintahan SBY-MJK mengurungkan niat nya tetapi malah memperluas daerah yang akan menerapkan Program Konversi Minyak Tanah Ke Gas....

Propinsi Sumatera selatan adalah Propinsi yang pertama di luar jawa yang akan melakukan Program Konversi minyak tanah Ke gas, hal ini dapat di buktikan Dengan telah di tanda tanganinya MOU antara Pertamina Pusat dan Propinsi Sumatera Selatan yang dalam hal ini Gubernur Sum-Sel Ir. Syahrial oesman sendiri yang melakukannya penandatangan nya. Melihat akan dilakukan nya Program Konversi Minyak tanah ke gas di propinsi Sumatera Selatan maka Jaringan Rakyat Tolak Konversi Minyak Tanah ke Gas ( JARTOK ) yang terdiri dari sanggar Belajar Mahasiswa Palembang ( SBMP) dan Urban poor Linkage Palembang ( UPLINK Palembang ) melakukan aksi bersama pada hari selasa tanggal 20 november 2007 untuk menyampaikan aspirasi kepada Pemprov Sumatera selatan serta DPRD sumatera selatan,adapun tuntuan dari JARTOK yaitu :

1. Tolak Konversi Minyak tanah Ke Gas apabila Program ini di ikuti dengan menghilangkan minyak Tanah dari masyarakat ( baca: Tolak Konversi Minyak Tanah Ke Gas total )

2. Stabilkan Harga Minyak tanah di masyarakat sesuai dengan HET Rp 2.200 dan meminta pemerintah Sum-Sel tidak melakukan cara - cara refresif (Baca : pemaksaan) untuk mensukseskan Konversi minyak tanah Ke gas dengan membuat kelangkaan Minyak Tanah di masyarakat.

3. Kelola Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di Sum-Sel untuk kesejahteraan Rakyat nya secara Utuh.

Massa aksi ketika berada di gedung PemProv Sum-sel, pengunjuk rasa diterima Oleh Lamhudin sebagai…… dan di DPRD sum-sel diterima oleh 2 orang wakil Komisi 3 yaitu ….., mereka menyatakan bahwa Tuntutan dari JARTOK akan di tamping terlebih dahulu akan kita bahas atau agenda kan dalam Rapat-rapat yang akan dilakukan, baik itu PemProp Sum-Sel maupun DPRD Sum-Sel. Di tempat terpisah ketika pihak dari media baik elektronik maupun cetak mengkonfirmasi kepada Gubernur sumatera selatan Ir.syahrial Oesman soal tanggapan aksi yang dilakukan JARTOK yang menolak konversi minyak tanah ke gas maka Ir. Syahrial oesman sebagai Gubernur Sumatera Selatan menyatakan bahwa “ Bagi masyarakat di satu daerah yang melakukan Demontrasi menolak program Konversi minyak Tanah ke Gas maka masyarakat tersebut atau daerah tersebut tidak akan dibagikan Kompor Gas gratis “ (sumber : Dari berbagai media cetak lokal ,21 november 2007 ).membaca dan mendengar pernyataan tersebut kami dari Jaringan Rakyat Tolak Konversi Minyak Tanah ke Gas menyatakan :

1. Menyesalkan pernyataan Gubernur sumatera selatan Ir. syahrial Oesman seperti tersebut diatas terhadap tuntutan Aksi dari JARTOK karena menurut penilaian kami tidaklah pantas seorang pemimpin Daerah menyatakan hal tersebut apalagi Umum mengetahui bahwa Ir. syahrial Oesman akan ikut kembali bertarung dalam PILKADA Sum-Sel tahun periode 2009-2013 dan hal ini sangat bertolak belakang dengan medali DEMOKRASI yang di terima oleh bangsa Indonesia melalui presiden susilo bambang yudoyono dari Pemimpin IAPC Ben Goddard pada tanggal 12 November 2007 di Nusa Dua Propinsi Bali.

2. Meminta kepada Pemerintah Sumatera Selatan dan DPRD Propinsi Sumatera Selatan untuk dapat merealisasikan segala Tuntutan Aksi dari JARTOK pada tanggal 20 november 2007.

3. Tegakan Demokrasi sejati di Sumatera Selatan Pada Khususnya dan Indonesia Pada Umumnya.

Palembang, 24 November 2007

Jaringan Rakyat Tolak Konversi Minyak Tanah Ke Gas

( JARTOK )

( SBMP,UPLINK Palembang )

Hadi Jatmiko

Koordinator Aksi

Minggu, 13 Januari 2008

Selamat Tahun Baru 2008


Tahun baru telah tiba sekarang kita telah memasuki Tahun 2008,tahun yang pribadi kita harapkan sebagai Tahun yang lebih baik bagi tahun- tahun sebelum nya tapi ini hanya sekedar harapan karena semua nya itu di tentuka oleh diri kita sendiri semakin berusaha kita untuk hidup lebih baik maka semakin besar peluang keberhasilan kita akan tercapai.jadi tetap semangat dan jadi kan hidup kita lebih berarti bagi diri kita sendiri,oranf lain dan Negara Ini.........




PErjalanan dan cerita ku ketika 2007 berakhir : Tahun baru 2008 ini aku tidak dapat melewati tahun baru ku ini dengan keluarga ataupun orang - orang terdekat ku karena pada tanggal 29 Desember 2007, aku harus mengerjakan sesuatu yaitu melakukan perjalanan menuju Desa-Desa yang berada di Ogan Komering ILir untuk emlakukan sebuah investigasi tentang Dampak Perkebunan Kelapa sawit Bagi kehidupan EKONOMI,Sosial dan budaya bagi masyarakat sekitar nya . Perjalanan ini kami memakai kendaraan 2 sepeda motor karena yang ikut sebanyak 4 orang termasuk aku,seharus nya perjalanan yang kami tempuh hanya sekitar 6 jam namun karena kami sendiri belum tahu daerah nya maka dampak nya banyak kejadian yang kami alami dari tersesat,pecah Ban,Putus RAntai,terbalik dan mogok di tengah - tengah perkebunan kelapa sawit sehingg resiko yang di timbulkan yaitu waktu perjalanan kami memakan waktu 12 jam lebih.Capek Deh .......
Besok hari nya kami mulai melakukan Tugas masing masing yaitu mencari Desa yang terkena dampak dari perkebunan kelapa SAwit yang dalam hal ini Perusahaan yang di bawahi oleh Wilmar Groups.singkat cerita semua data dari desa-desa yang kami kunjungi telah selesai dan akhirnya kami istirahat pulang sebelum jam 4 sore karena sebelum kami berangkat tadi kami telah di beri pesan oleh warga desa bahwa jangan pulang di atas jam 4 karena daerah ini masih rawan dengan penodongan dan baru semalam ada seorang meninggal karena di rampok ketika di perjalanan pulang kerumah.
malam hari nya tak terasa dan kami menyadari bahwa malam ini adalah malam Tahun baru 2008 dan kami pun diajak oleh warga kampung untuk ikut acara penyambutan tahun baru yang letak nya di depan rumah sekretaris desa geronggang ketika kami kesana ternyata acara diisi terlebih dahulu dengan pembacaan surat Yasin sesudah nya baru diisi dengan acara hiburan sambil menunggu pukul 00.00 WIB.saat jam telah menunjukan pukul 23.55 Wib warga mulai menghidupkan api unggun yang tingginya mencapai 10 meter ( Foto).ternyata asyik juga Tahun baruan didesa sesuasana kekeluargaan nya masih dapat kita nikmati setelah waktu telah menunjukan pukul 02.00 wib kami pun mulai berpamitan pulang karaen besok kami harus berjalan menuju arah perbatasan LAmpung dan sum-se untuk melanjutkan tugas yang sama......

ehm udah jam berapa ni aku udan mulai ngantuk tidur dulu ah.......dahhhh