Kamis, 03 September 2009

Surat Kepada Sahabat Malaysia (From Indonesia)

Ramadhan 1430 H
Kepada sahabatku, Malaysia.. masih ingatkah suratku kepadamu tiga tahun lalu?

Hai, sahabatku
Malaysia. Bagaimana kabarmu menjelang lebaran kali ini? Wah, tentunya
sudah banyak persiapan serta kesibukan yang menyita waktu karena
sebentar lagi idul fitri akan tiba. Tetapi kali ini kesibukan itu kau jalani sambi menikmati Tari Pendet ya? Tapi, walaupun sibuk, jangan lupa
untuk mengeluarkan zakat fitrahnya ya... ingat lho, ini kewajiban.

Hai
sahabatku Malaysia. Di lebaran nanti jangan lupa putar lagu Rasa
Sayange ya, ups lupa... lagu Rasa Sayang Hey. Lagu itu memang punya
irama yang bagus dan punya nuansa yang mengasyikkan buat siapapun untuk
berbalas pantun. Karena aku tahu di sana tidak punya lagu-lagu yang
bagus, makanya kamu bilang bahwa lagu Rasa Sayang Hey itu adalah
lagumu. Tenang saja, aku nggak marah kok, sebab aku punya ribuan lagu
lainnya. Kamu mau?

Hai sahabatku Malaysia. Jangan lupa ya
lebaran nanti kamu pasti dikunjungi oleh saudara-saudaramu. Wah, di
rumah pasti sibuknya luar biasa. Piring yang kotor, gelas yang
berantakan, karpet yang terkena tumpahan kuah, atau sampah yang
berserakan. Sahabatku, kamu jangan khawatir. Sebab, saudaraku akan
memberesi semua yang berantakan itu. Kalau saudaraku tidak bekerja
sesuai keinginanmu, ya sudah dicambuk saja, disuruh loncat dari
jendela, atau gajinya nggak usah diberi. Bukannya kamu selama ini juga
begitu?

Hai sahabatku, Malaysia. Di saat lebaran nanti, jangan
marah ya kalau ada asap yang juga ikutan menyambangi rumah-rumahmu.
Karena hanya itu oleh-oleh yang bisa aku berikan kepadamu. Meski
sebenarnya aku ingin memberikan buah-buahan kepadamu, tetapi kamu lupa
ya kalau pohon-pohonku sudah kamu ambil. Masak sih kamu bisa lupa? Kan
hutan di Sumatera dan Kalimantan sekarang sudah habis olehmu.

Hai
sahabatku, Malaysia. Di lebaran nanti kamu pakai apa? Tentu kamu akan
pakai batik motif perang itukan? Wah, kalau itu sih memang bagus
sekali. Di sini, kamu bisa lihat motif itu di Yogyakarta. Sama? Memang
sama, tapi kan katanya kamu yang punya dan asli dari sana.

Apalagi
ketika kamu pakai batik kamu sedang menyantap ketupat dengan lauknya
rendang daging yang kamu bilang asli buatan sana. Aku pernah lho dapat
kiriman darimu, sekotak rendang daging dengan tulisan MADE IN MALAYSIA.
Hmm, memang enak. Jangan khawatir kalau kamu kekurangan resep makanan
dan masakan, kamu tinggal bilang saja. Di sini ada ribuan resep khas
Indonesia yang boleh kamu ambil. Tenang saja aku nggak marah kok,
bahkan kalau kamu bilang khas dan asli dari Malaysia pun aku nggak
marah.

Hai sahabatku, Malaysia. O ya menjelang lebaran nanti
tanggal 10 Oktober ada astronotmu kan yang akan terbang ke luar angkasa
dengan Soyuz. Wah, selamat ya. Aku turut senang lho. Ternyata tidak
sia-sia bapak-ibu guru kami mengajari anak-anak Malaysia pendidikan.
Bahkan sampai sekarang pun masih banyak kan profesor Indonesia yang
mengajar di sana. Wah, kalau kamu lupa terhadap siapa gurunya, ya nggak
apa-apa. Karena bagi aku guru itu adalah pahlawan, pahlawan tanpa tanda
jasa. Jadi kalau kamu melupakan sejarah dan kenyataan itu ya wajar
saja.

Hai sahabatku, Malaysia. Suatu saat nanti aku akan
berlebaran di sana. Tapi apakah kamu ingat dengan namaku? Ya, namaku
INDONESIA dan bukan INDON. Kalau kamu lupa sih ya nggak apa-apa. Toh,
selama ini kamu juga sering lupa. Maklum kamu kan orang muda yang
ngakunya tua bangka. He he he he....

Ya sudah sahabatku,
Malaysia. Di bulan yang baik dan berkah ini, kuucapkan kepadamu untuk
menikmati lebaran dengan enak ya. Jangan sedih.... aku, Indonesia nggak
apa-apa kok.
Aku selalu paham kok kalau kamu memang begitu, dan memang sifatnya begitu.

dari sahabatmu,
Indonesia

Note: oh ya, tenang saja... warga negaramu Noordin M Top masih baik-baik saja kok di Indonesia, dia masih gemar ngebom sana-sini...