Minggu, 27 Juli 2008

Urgensi Pembentukan Desa Siaga

Masalah kesehatan merupakan persoalan yang hingga saat ini terus menjadi perhatian banyak fihak. Hal itu dapat dimaklumi, karena sektor kesehatan merupakan salah satu kebutuhan vital bagi masyarakat. Tersedianya kesehatan yang memadai, tentunya diharapkan akan mampu memujudkan kehidupan masyarakat Indonesia pada keadaan yang lebih baik.

Secara nasional, pemerintah telah mencanangkan visi Indonesia sehat 2010. Implementasi terhadap program ini, pemerintah melalui Departemen Kesehatan telah mendorong pembangunan desa siaga di seluruh Indonesia, yang diharapkan pada akhir tahun 2008 telah dapat terealisir. Departemen Kesehatan menggambarkan bahwa desa siaga merupakan program yang dimaksudkan untuk menyiapkan kemampuan masyarakat pedesaan, dalam memahami berbagai resiko dan bahaya yang dapat ditimbulkan akibat gangguan kesehatan, seperti bencana dan penyakit. Hal itu pada tahap selanjutnya diharapkan akan dapat menciptakan dan meningkatkan kesehatan lingkungan bagi masyarakat di pedesaan.

Gagasan maju itu tentunya memerlukan upaya keras dan keseriusan dari pemerintah. Karena hal itu setidaknya akan dipengaruhi oleh tiga hal utama, diantaranya; (1)Pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang masih sangat terbatas terhadap isu dan permasalah kesehatan; (2)Pembiayaan dan minimnya sumber daya teknis kesehatan; dan (3)Singkronisasi dengan pemerintahan di daerah.

Dalam konteks Sumatera Selatan, gaung desa siaga belumlah begitu deras terpublikasi. Dengan wilayah desa yang mencapai 2538 desa (data base BPS Sumsel;2006), belum diketahui secara jelas berapa wilayah desa yang telah dibentuk menjadi desa siaga. Sementara semua fihak mengharapkan bahwa implementasi terhadap gerakan pembangunan desa siaga dapat segera teralisir. Meski capaian target waktu yang dimaksud, pada pelaksanaannya haruslah benar-benar efektif dan tidak hanya sekedar sebagai penjalanan program semata.

Persoalan kesehatan, penyakit, dan bencana lingkungan di Sumatera Selatan, merupakan potret yang cukup kerap mewarnai pemberitaan media massa. Kasus seperti busung lapar, gizi buruk, TBC, diare, DBD, penularan penyakit HIV, keracunan, dan pencemaran, adalah beberapa persoalan warga Sumsel, yang tentunya harus segera diatasi oleh pemerintah, baik penanganan, penanggulangan, maupun pencegahannya.

Pemerintah baik di Propinsi, Kabupaten, dan Kota, telah menjadikan persoalan kesehatan sebagai salah satu program prioritas utama. Berbagai upaya telah dilakukan, meski hasilnya belumlah begitu signifikan dirasakan oleh masyarakat, khususnya mereka yang berada di daerah pelosok pedesaan.

Dalam konteks itulah, optimalisasi pembangunan masyarakat yang sehat, melalui gerakan desa siaga diharapkan akan menjadi salah satu jalan teratasinya berbagai persoalan kesehatan di masyarakat. Urgensi gerakan ini adalah sebuah upaya kolektif (pemerintah bersama masyarakat), untuk menciptakan masyarakat yang sadar dan tanggap akan berbagai resiko bencana kesehatan dan lingkungan sekitar.




Tidak ada komentar: