Jumat, 12 Juni 2009

SBY, JIL, & PKS

Oleh: Saripudin H.A.

Pemilihan Presiden 2009 diwarnai banyak fenomena menarik, lucu, dan kontradiktif. Tiga hari setelah deklarasi di Sabuaga, Bandung pada 15 Mei 2009, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono mengubah tag line-nya dari "SBY Berboedi" menjadi SBY-Boediono. Perubahan ini dilakukan Tim Sukses setelah mendapat informasi bahwa di Sumatera Selatan kata "Budi" berarti bohong. Disesalkan tentunya karena deklarasi yang menghabiskan dana Rp 10 milyar itu dikonsep secara amatiran. Aku sendiri sejak awal menyindir tag line tersebut di status facebook-ku dengan "SBY-Booo".

Pasangan SBY-Booo juga menarik karena menyatukan dua orang yang bergerak lambat. Kesamaan ini bisa berefek negatif pada sinergi kepemimpinan. Ketika Umar bin Khatthab, sahabat Nabi Muhammad SAW, naik ke kursi khalifah, hal pertama yang dilakukannya adalah memberhentikan sahabat Khalid bin Walid dari jabatan panglima perang. Menurut penulis biografi terkemuka asal Mesir, Abbas M. Aqqad, kebijakan Umar tersebut didasari perspektif kepemimpinan, bahwa tidaklah baik menyatukan dua orang yang berkarakter keras dalam pucuk pimpinan negara. Jadi, simpul Aqqad, kesamaan karakter pucuk pimpinan negara merupakan bahaya laten bagi keselamatan dan kemajuan bangsa.

Fenomena menarik dan lucu lainnya dalam Pilpres 2009 adalah bersatunya dua komunitas bermusuhan dalam satu selimut SBY. Ataukah SBY punya banyak selimut untuk melakukan poligami koalisi?

Dua komunitas bermusuhan tersebut adalah Jaringan Islam Liberal (JIL) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Secara resmi, tentu saja yang berkoalisi dengan SBY hanya PKS. Sedangkan JIL sebagai kelompok kepentingan (interest group) bersikap manja, menggelayut mesra pada SBY.

Sejoli Ical-Andi

Setidaknya ada dua "pengawal" yang menjaga keintiman JIL-SBY. Pertama, "sejoli" Abu Rizal Bakrie-Andi Mallarangeng. Sampai awal tahun lalu, kedua orang dekat SBY itu tampak berjauhan. Abu Rizal Bakrie (Ical) masih terkesan lebih dekat dengan Jusuf Kalla ketimbang SBY. Namun, memasuki masa kampanye di tahun 2008, kedekatan keduanya mulai terbangun. Jangan harap pembangunan hubungan itu terjadi secara kelembagaan, tetapi lebih bersifat personal, sebagaimana umum ciri perilaku elite politik Indonesia—meminjam analisis Prof. Deliar Noer.

Sebagai pengusaha bermasalah, Ical bersikap pragmatis. Ia tentu saja memerlukan backing politik dan itu dilihatnya ada pada figur SBY, yang menurut survei bakal muncul sebagai pemenang Pilpres 2009. Di sini Rizal Mallarangeng, adik Andi dan Direktur Eksekutif Freedom Institute yang didanai Ical, berperan penting sebagai jembatan kongsi politik baru tersebut. Mallarangeng Bersaudara (ditambah si bungsu Zulkarnaen Mallarangeng) adalah pendiri Fox Indonesia, yang menjadi konsultan PR Tim Sukses SBY-Boediono.

Di Freedom Institute, Rizal Mallarangeng dibantu oleh barisan tokoh JIL, seperti ustadz Luthfi Assyaukanie (deputi direktur), Saiful Mujani (direktur riset), ustadz Hamid Basyaib (direktur program), Ahmad Sahal (Associates) , dan ustadz Ulil Abshar Abdalla (Associates) . Associates Freedom lainnya adalah Andi Mallarangeng, M. Chatib Basri, Mohamad Iksan, dan Nirwan Dewanto. Dari fungsionaris Freedom itu, hanya ustadz JIL Hamid Basyaib yang maju sebagai calon anggota legislatif dari PDI Perjuangan. Meski begitu, Hamid tidak melakukan kritik signifikan pada pencapresan SBY.

Di Fox Indonesia, Zulkarnaen Mallarangeng (Coel) duduk sebagai direktur eksekutif. Selain Andi Mallarangeng, R. William Liddle dan Takeshi Kohno tercatat sebagai konsultan politik. Liddle adalah guru besar dari sejumlah tokoh JIL dan direktur lembaga survei/riset, seperti Saiful Mujani (LSI Lembaga), Denny JA (LSI Lingkaran), dan Rizal Mallarangeng (Freedom Institute). Anda tentu masih ingat, bahwa Fox Indonesia "merusak" kontraknya dengan Sutrisno Bachir melalui aksi sentimental Rizal Mallarangeng memajukan diri sebagai capres 2009.

Selain melalui Freedom Instutute, Fox Indonesia dan LSI Lembaga, Andi Mallarangeng juga memasok data untuk SBY melalui Indonesian Research and Development Institute (IRDI), yang ia dirikan bersama Notrida G.B. Mandica. Meski di lembaga yang akhir ini tak semuanya digerakkan oleh penganut teguh (true believer) Islam liberal.

Jika Ical berkepentingan mencari backing politik, Andi Mallarangeng tentu berkepentingan agar bisnis public relation Fox Indonesia berjalan. Lalu, apakah kepentingan tokoh-tokoh JIL mendukung all out SBY?

Liberalisme Boediono

Jawabannya adalah faktor ideologis pada "pengawal" kedua, yaitu Boediono. Tokoh pertama yang mendukung pencalonan Boediono sebagai (ca)wapres SBY adalah Goenawan Mohamad. Penerima Anugerh Bakrie Award dari Freedom Institute adalah jurnalis dan sastrawan sosialis-liberal yang menyediakan "rumah" bagi JIL di Komunitas Utan Kayu. Di sini Boediono didukung karena liberalisme anggota Mafia Barkeley ini.

Ketika memberikan dukungan untuk program BLT dari Presiden SBY melalui iklan besar-besaran di media massa (yang menunjukkan support Ical pada SBY), Freedom Institute mendasari dukungan itu pada liberalisme ekonomi yang menghendaki dikuranginya, jika tidak dihapusnya, subsidi pada bahan bakar. Kampanye ini berbeda dengan alasan kebijakan yang sama di masa Megawati Soekarnoputri yang bersifat lebih taktis anggaran, dan cikal-bakalnya berupa Jaring Pengaman Sosial (JPS) di masa B.J. Habibie.

Selain liberalisme, dukungan JIL pada SBY-Boedino juga disebabkan faktor lainnya, yang tak dibuka ke publik. Faktor ini adalah terhentinya support dana luar negeri untuk JIL. "JIL sudah mati, Mas. Sudah tak ada program. Kontraknya sudah habis. Tinggal kasak kusuk dan sisanya saja," bisik seorang teman yang dekat dengan tokoh-tokoh JIL.

Berharap pada PKS?

PKS adalah partai politik yang didirikan oleh gerakan (harakah) yang biasa disebut "Tarbiyah". Yaitu, gerakan bawah tanah, yang merupakan "cabang" dari al-Ikhwan al-Muslimun, yang berpusat di Mesir.

Harakah Tarbiyah masuk ke kampus-kampus di Indonesia pada masa NKK-BKK, antara lain melalui dukungan Soeripto (kini politisi PKS), intel yang menjadi pejabat tinggi di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1980-an. Kehadiran Rohani Islam di sejumlah kampus besar ini menjadi "rumah" bagi mahasiswa yang tak lagi punya saluran politik di internal kampus. Tahun 1980-an dikenal dengan maraknya kelompok-kelompok diskusi mahasiswa, yang salah satunya adalah jaringan halaqah, kelompok diskusi dari gerakan bawah tanah Tarbiyah.

Tokoh penting gerakan Tarbiyah yang muncul ke permukaan di awa adalah Abu Ridha, lalu KH Rahmat Abdullah. Rahmat bahkan dipercaya menjadi Ketua Majelis Syura sejak transformasi Tarbiyah sebagai gerakan menjadi partai politik bernama Partai Keadilan (kini PKS). Ketua Majelis Syura adalah tokoh nomor satu dalam struktur partai politik Islam ini. Sejatinya, KH Rahmat Abdullah yang diberi gelar Syeikh al-Tarbiyah, semacam Godfather Tarbiyah, bukanlah tokoh nomor satu di harakah ini. Godfather Tarbiyah sejati baru muncul setelah KH Rahmat wafat dan menggantikan kedudukannya di kursi Ketua Majelis Syura PKS. Dialah Hilmi Aminuddin, tokoh misterius yang profilnya belum banyak diungkap.

Ustadz Hilmi Aminuddin lahir dari ayah bernama Danu Muhammad Hasan, tokoh penting NII (DI/TII) dari Cirebon, antara lain pernah menjadi panglima perang. Hilmi sendiri, menurut sebuah posting, pernah menjadi Menteri Luar Negeri NII komando Adah Djaelani. Ia pernah ditangkap oleh Kopkamtib pada 1980, ditahan selama kurang lebih 3 tahun namun kemudian dilepaskan dari Rumah Tahanan Militer Cimanggis tanpa melalui persidangan pada 1984. Sejak itu Hilmi menjadi binaan Intel dan berhubungan akrab dengan L.B. Moerdani dan Soeripto. Ialah yang membawa gerakan ini ke Indonesia, selain mahasiswa-mahasiswa Indonesia di Mesir dan Arab Saudi (yang berhubungan dengan dosen-dosen asal Mesir).

Karena itulah, Wakil Kepala BIN M. As'ad menilai kemunculan Hilmi Aminuddin setelah kematian KH Rahmat Abdullah (2005) terlalu dini. Penilaian As'ad itu penulis dengar saat penulis mendampingi pimpinan MPR dalam suatu pertemuan menjelang musyawarah Majelis Tarjih Muhammadiyah (2006). Tampaknya khawatir bahwa Hilmi akan menjadi sasaran tembak bagi orang atau kelompok yang berniat menjatuhkan PKS, tidak terbukti sejauh ini, antara lain berkat strategi komunikasi PKS yang sukses "menyembunyikan" supremasi Ketua Majelis Syura PKS dari perhatian pers.

Dalam suatu brosur yang diterbitkan oleh PKS DPW DKI Jakarta di Pemilu Legislatif 2009 kemarin, disebutkan bahwa PK (berdiri pada 9 Agustus 1998) adalah partai Islam pertama yang berasas Islam. Klaim ini ahistoris, jika tidak menyebutnya dusta.

PK, juga PBB, adalah partai Islam yang didirikan dengan asas Pancasila. Alasannya normatif, hukum positif memerintahkan itu. Partai Islam yang memakai Islam sebagai asas sejak awal berdiri di awal reformasi adalah Partai Ummat Islam (PUI, berdiri pada 26 Juni 1998, dipimpin Prof. Deliar Noer). Baru, setelah ada kesepakatan DPR-Pemerintah mengenai bolehnya partai politik era reformasi berasas agama (yang diikuti dengan lahirnya UU Partai Politik 1998), PK dan PBB mengganti asasnya dengan Islam.

Ideologi al-Ikhwan al-Muslimun yang diadopsi PKS jelas bertentangan dengan ideologi liberalisme JIL. Lalu apakah yang diharapkan dari dukungan PKS pada SBY? Menurut Anis Matta, koalisi PKS dengan Partai Demokrat dan SBY dimaksudkan untuk semata-mata menciptakan konstalasi politik yang memungkinkan PKS tumbuh. Hal ini dicapai antara lain dengan menempatkan tokoh-tokoh partai pada jabatan publik.

Selama 2004-2009 PKS mendapat kursi Menteri Pertanian, Menteri Perumahan Rakyat, dan Menteri Pemuda dan Olahraga dalam kabinet SBY. Ini berbanding lurus dengan 45 kursi legislatif PKS di Senayan. Padahal sebelumnya, PKS hanya menempati pos Menteri Kehutanan. Kini, dengan kursi 57 buah, harapan penambahan kursi atau signifikansi kursi tentu diminta pimpinan PKS.

Dalam rangka koalisi PKS dengan Partai Demokrat untuk mengusung pasangan SBY-Boediono, beredar isu PKS menginginkan kursi Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama, dua kursi yang biasanya diberikan kepada tokoh-tokoh Muhammadiyah dan NU. Isu ini diramaikan oleh terbitnya buku ILUSI NEGARA ISLAM, yang menyerang PKS. Buku ini diantar ke publik oleh tokoh NU (KH A. Mustofa Bisri) dan Muhammadiyah (yang liberal, seperti Prof. A. Syafii Maarif).

Rasanya, jika pasangan SBY-Boediono menang nanti, sulit bagi SBY memberi jatah kursi Menteri Agama kepada PKS, disebabkan antara lain jaringan anak muda NU yang kuat di dalam JIL. Namun, mungkin mengalihkan kursi Menteri Pendidikan Nasional kepada PKS. Hal ini disebabkan ketidakjelasan sikap tokoh-tokoh Muhammadiyah dalam memberikan dukungan kepada SBY-Boediono.

Di luar ideologi, dan jatah menterinya nanti, yang jelas politisi-politisi PKS di lembaga perwakilan berhasil membangun citra bersih. Ketika suatu kasus korupsi terungkap, misalnya, politisi-politisi PKS segera memulangkan uang korupsi yang diterima. Meski ini, secara normatif, tidak menghilangkan pidana korupsi yang telah dilakukan.

Dalam masalah program pro-rakyat, umumnya politisi-politisi PKS di Senayan sering bersikap kritis hangat-hangat tahi ayam. Mereka kritis pada rencana kebijakan pemerintah, seperti soal Blok Cepu dan pengurangan subsidi BBM. Namun, setelah pucuk pimpinan mereka bertemu, misalnya dengan Presiden SBY pada kasus Blok Cepu, sikap politik PKS pun berubah. "Menurut Aria Bima, setiap PKS bermanuver, maka PKS ditekan dan dikaitkan dengan masalah terorisme," tulis investorindonesia. com, Wednesday, 29 March 2006. "(T)ekanan terhadap fraksi… itu berasal dari pemerintah maupun Amerika Serikat (AS)."

Tentu, tak semua politisi PKS mau ditekan. Misalnya, Marwan Batubara tetap teguh memperjuangkan kemandirian sumber daya alam nasional. Sayangnya, tokoh seperti ini tergusur dari partai. Tahun ini ia tak maju lagi jadi calon anggota DPD. Isu bahwa ia akan maju sebagai calon anggota DPR, juga tidak terbukti.

Jika pola tekan terorisme terhadap PKS terus dipertahankan, rasanya harapan bahwa partai ini akan bersikap kritis terhadap kebijakan liberal pro-pasar dan Barat dari SBY-Boediono nantinya akan tinggal harapan. Apakah ke depan PKS akan lebih berani? Pertanyaan ini perlu diajukan, mengingat 2014 adalah tahun Grand Design Indonesia ala PKS, sebagaimana pernah dinyatakan oleh sang Presiden Tifatul Sembiring.

Di Psoting dari Blog Tetangga : http://saripudinha. blogspot. com/2009/ 06/sby-jil- dan-pks.html



Rabu, 10 Juni 2009

Cerita Hari ini di lokasi kebakaran 5 ulu (10 juni 2009)

Sampai saat ini Posko yang kami buat di Lokasi Kebakaran Kelurahan 5 Ulu masih tetap Berdiri walaupun semalam kami telah mendapatkan ancaman dari Pihak Pemerintah Baik Kecamatan, Kelurahan, Kepolisian yang mengingginkan Posko yang kami dirikan dengan tenda seadanya guna mendistribusikan beberapa bantuan baik pakaian maupun uang yang kami dapatkan dari masyarakat melalui penggalangan dana di beberapa tempat strategis yang ada dikota Palembang agar segera di tutup, alasannya tenda (posko) yang kami dirikan tidak memiliki izin dari pemerintah untuk menyalurkan dana kepada para Korban Kebakaran.

Ada beberapa kegiatan yang hari ini dilakukan selain kegiatan Rutin masak memasak yang dilakukan oleh Ibu ibu di sekitar Lokasi kebakaran yang tidak menjadi korban dan dari Ibu2 korban Kebakaran itu sendiri juga kami melakukan pembagian Pakaian layak pakai kepada para korban dengan cara memanggil para korban untuk berkumpul dan mempersilakan kepada mereka untuk memilih pakain yang menurut mereka baik untuk mereka pakai. Selanjutnya hari kami menerima kedatangan dari kawan kawan Sriwijaya Rescue Team yang memberikan bantuan uang hasil dari penggalangan dana yang mereka lakukan di beberapa Fakultas di Universitas Sriwijaya Indralaya, selanjutnya kami juga menerima uang dari kawan kawan MAPALA WARIS FKIP Unsri serta dari kawan kawan SISPALA WANALA AGUNG SMA 1 yang sampai hari ini tetap Rutin mengalang bantuan di sekolah nya.

Selain hal itu untuk menghibur masyarakat Korban pada malam hari nya kami tetap melakukan pemutaran Film di Lokasi posko dan alhamdulilah masyarakat korban beserta anak anak nya masih tetap meramaikan acara pemutaran Film yang kami lakukan.namun sebelum pemutaran Film tadi ada beberapa hal yang kami lakukan yaitu mengajak anak anak korban untuk berdiskusi atau belajar sambil bermain yang materinya pada hari ini membahas Film yang mereka tonton pada malam sebelumnya yaitu Film Laskar Pelangi, atas hal tersebut banyak hikmah yang mereka dapat yang salaha satunya walaupun keluarga mereka Hidup dalam kemiskinan mereka harus tetap sekolah, ini terungkap dari beberapa komentar mereka saat diskusi atau belajar berlangsung. Selanjutnya atas kesepakatan mereka (anak2 ) bahwa kegiatan belajar dn diskusi tersebut akan di teruskan setiap hari pukul 13.30 Wib yang tempatnya sesuai dengn keinginan mereka hal ini dilator belakangi oleh mereka yang saat ini sedang menghadapi ujian atau ulangan disekolah nya.

Posko kami tergusur

Seperti yang telah kami ungkapan diatas tadi bahwa dari pihak pemerintah jtidak mengingginkan posko kami berdiri dan telah kami jelaskan juga alasan alasan mereka yang melarang kami mendirikn Posko tersebut. selanjutnya sore tadi tepatnya Pukul 17.30 Wib ada informasi dari masyarakat yang mengatakan bahwa didepan psoko yang kami dirikan tepatnya di Ponton ( Perahu besar yang berbentuk lapangan dan biasa digunakan masyarakat untuk acara Resepsi ) akan ada acara yang dibuat oleh pemerintah dan menghadirkan artis Ibukota yang disponsori oleh PT jamu sido muncul. dan tak lama berselang dari informasi yang di berikan warga tersebut kami melihat banyak alat alat tenda berdatangan ke lokasi didepan tenda kami berdiri yang setlah itu mereka para pekerja mulai merangkainya menjadi tenda terpal
Banyak Komentar warga atas acara tersebut salah satu komentar nya adalah menyesalkan apa yang dilakukan pemrintah tersebut karena menghadirkan atau membuat acara tersebut akan membutuhkan dana yang besar, untuk itu daripada uang nya di hambur hamburkan ada baik nya uang untuk acara ini dibagikan kepada para Korban yang saat ini membutuhkan uang untuk mengembalikan Rumah mereka yang terbakar. Selain komentar dari warga tadi kami pun sedikit mengomentari yaitu pemrintah seharusnya mempertimbangkan secara matang akan kegiatan ini apalgi mendatangkan artis Ibukota yang selain membutuhkan dana sangat besar, juga kondisi Tempat tersebut yang menurut kami tidak memungkinkan untuk dibuat acara, ini berdasrkan pengalaman bahwa halaman BKB yang cukup luas saja ketika ada acara yang mendatangkan artis Ibukota tidak dapat menampung luberan penonton yang berdatangan apalagi dgn lokasi yang super sempit dan padat pemukiman , yang kami yakinkan bahwa tidak hanya korban atau warga yang berada di dekat lokasi saja yang akan berdatangan tetapi juga akan berdatangan warga warga lain nya dari wilayah atau daerah lain yang tidak menjadi korban, hal ini berdasarakan pengamatan dan berita2 di Koran yang menyatakan bahwa warga Palembang adalah warga yang haus akan Hiburan.

Selanjutnya dampak dari hal tersebut yang kami rasakan adalah tergusurnya posko atau tenda yang kami dirikan ditempat acara itu akan dilakukan dan saat ini dijadikan korban untuk tempat menginap karena tenda yang dibuat oleh pemerintah untuk menampung para korban kebakaran tidak ada lagi ( ditutup). Atas kondisi ini dimana nantinya akan bertumpah ruah nya warga dilokasi acara yang juga lokasi posko tenda kami berdiri maka kami mengambil inisiatif untuk menutup(membongkar ) tenda psoko yang kami dirikan yang selama ini telah digunakan untuk korban berteduh dan beristirahat sampai batas waktu yang tidak ditentukan namun tetap dengan dibongkarnya tenda tersebut tidaklah menghentikan kegiatan atau aktifitas yang selama ini kami lakukan tetapi aktifitas ini kami konsentrasikan di satu titik yaitu rumah warga yang letaknya tidak terlalu jauh dari tenda yang kami dirikan.

Demikian cerita hari ini harapan kami semoga pemerintah sadar dan dapat mengevaluasi aktifitas dan kegiatan nya sehingga dapat mengetahui mana yang dibutuhkan korban mana yang hanya akan mendapatkan hasil yang sia sia.dan kepada para donatur yang telah menyumbangkan bantuan nya melalui kami atau semua pihak yang peduli terhadap nasib korban kebakaran yang mungkin membaca tulisan ini kami mohon maaf.

Laporan bantuan yang didapat hari ini
  1. Bantuan yang didapat dari penggalangan dana yang dilakukan oleh Sriwijaya rescue team Rp 908.000
  2. Bantuan dari Keluarga Kiki anggota sispala Wanala Agung Rp 500.000
  3. Bantuan yang di dapat dari penggalangan dana yang dilakukan oleh Mapala WARIS FKIP Unsri Rp 1.050.000
  4. Bantuan yang yang didapat dari penggalangan dana yang dilakukan oleh SISPALA WANALA AGUNG SMA 1 Rp 300.000




Selasa, 09 Juni 2009

Cerita di Posko Solidaritas Bencana KEbakaran 5 Ulu

Hari ini beberapa organisasi yang tergabung dalam aliansi Solidaritas Masyarakat Peduli bencana mulai melakukan penggalangan bantuan di beberapa titik strategis yang ada dikota palembang seperti Simpang 4 Charitas,Unsri,UMP,SMA 1, Ubidar,simpang 4 jaka Baring dll.namun sampai dengan pukul 13.30 WIB Hanya kawan dari simpang 4 cahritas yang di koordinir oleh HMS FT UMP dan dari SMA 1 yang dikoordinir SISPALA WANALA AGUNG yang telah menyetorkan hasil penggalangan bantuan mereka baik itu dalam bentuk uang dan barang.
Untuk sumbangan dalam bentuk uang hari ini kami dapatkan sebesar Rp 870.000,sedangkan dalam bentuk barang terdapat Pakaian, Buku, dan boneka.setelah menerima setoran tersebut kami langsung kelokasi untuk mendirikan tenda barak yang akan digunakan untuk meletakan barang barang bantuan dari hasil penggalanagan dana serta beberapa kegiatan lainnya yang sebelumnya kami lakukan di salah satu rumah warga yang ada di 5 ulu.
saat dilokasi bayak tanggapan dan cerita dari masyarakat yang salah satunya menceritakan bahwa tadi malam ( 08/06) sempat terjadi kericuhan dikarenakan ada masyarakat yang mengejar orang tidak dikenal yang hendak melakukan pembakaran dengan cara menyiram dirigen yang berisi minyak ke salah satu rumah warga yang perkampungan tidak terbakara namun dekat dengan lokasi kebakaran namun aksi tersebut dapat dicegah keburu dipergoki warga lalu orang tersebut lari dan meninggalkan dirigen yang berisi minyak.atas hal ini banyak warga yang mulai menduga duga sebab kebakaran yang menimpa perkampungan Mereka...
Selain itu sampai saat ini masyarakat korban masih mengalami trauma ini terlihat dari kepanikan warga saat melihat Api yang dikeluarkan dari Perbaikan Kabel Listrik yang dilakukan oleh Pemerintah Kota PAlembang banyak warga yang terlihat ketakutan menangis dan berhambur berlarian

Kegiatan Di posko
Dikarenakan banyak nya anak anak atau masyarakat yang mengalami Trauma lalu kami pun membuat acara dengan melakukan pemutaran Film yang menggunakan Infokus di lokasi kebakaran, harapan dari kegiatan pemutaran Film Ini masyarakat Korban dapat terhibur dan melupakan sejenak kesedihan nya dan syukur hal ini disambut baik oleh Masyarakat dengan mendatangi Ramai ramai lokasi pemutaran Film sambil sekali kali ada beberapa warga yang mengajak warga yang lain untuk bergantian Ronda keliling guna nya untuk mencegah aksi percobaan seperti yang terjadi tadi malam.

saat sedang asyik nya memutar Film ada warga yang mendatangi kami dan meminta kami ke Posko terpadu (posko Pemerintah) yang berada di Depan Lorong Keramat untuk menemui RW,Lurah,CAMAT guna menanyakan izin dari pndirian Posko yang kami lakukan, atas hal itu salah satu wakil dari kami yang ditemani salah satu warga pun memenuhi panggilan tersebut dalam peretmuan tersebut pihak pemerintah menanyakan IZin pendirian posko yang kami lakukan dan meminta agar Posko yang kami buat untuk segera dihentikan(ditutup) dan menyerahkan bantuan yang akan kami berikan kewarga di serahkan ke Posko Terpadu, atas hal itu kami pun menolak dan mengatakan bahwa kami telah meminta izin kepada warga pemilik Lokasi pendirian Posko kami dan beberapa RT yang ada di Lokasi kebakaran dan mereka mengizinkan apalagi Posko yang kami buat sangat dekat dengan Lokasi Kebakaran (Baca :Laut ) tidak seperti Posko yang pemerintah buat yang jauh dari Lokasi sehingga dengan izin tersebut menurut kami tidak ada maslah lagi.
Setelah itu wakil dari kami kembali ke Posko namun tak lama kemudian datang lagi orang orang yang mengaku dari Pihak kepolisian yang juga meminta agar Posko tersebut di tutup karena tidak punya izin dan dengan argumen yang sama kamipun menjawab seperti yang kami nyatakan dengan camat,lurah dan RW sebelumnya, atas hal itu pihak kepolisian meminta agar kita terus berkoordiansi dengan mereka soal keamanan dan melaporkan nama nama Organisasi yang tergabung dalam Solidaritas Maysrakat Peduli Bencana.setelah piahk kepolisian pergi muncul obrolan dari masyarakat yang mengatkan bahwa Pak Polisi, Camat, Lurah dan RW yang melarang pendirian Posko kami tersebut dikarenakan mereka tidak mendapat setoran (pungli) dari Kami.